Selasa, 26 Februari 2013

O..... YA???? hehehehe

Heiii... jangan bosan mencintai ya kawan???
Mau tau caranya bagaimana??? 
hihihih di bikin seru, di buat happy dan melapangkan jiwa yang terhimpit
karena jika diantara yang mencintai  , ada yang mengawali tuk tersenyum...
ehmmm kebahagian pasti menular...

Pastikan pernah.. kalian mengalami kebosanan,
sebenarnya mudah saja,... tarik nafas, buang nafas, istigfar buka mata
Halooooo.. saya mau bahagia
soo.. persyaratannya saya penuhi dulu, bahagiakan pasangan kita..
hehehe istri  biasanya harus lebih mengawali kebaikan,
kenapa?? karena suami adalah lelaki yang umumnya ingin di utamakan, 
ahh egois ya mereka??
eit jangan berpikir sperti itu!!
NOthing  Free...
buat seorang istri perjuangan, kesabaran dan kecintaannya terhadap suami dalam hal yang baik baik
ada sisi ganjaran yang baik untuk kalian
ahhh... mau kan seperti bidadari??
baik hati , cantik dan tidak sombong wkwkwkwk... lebayyyyyy
tapi benar kan??? xixixixixix

Jumat, 22 Februari 2013

Jangan kau ragu sayang...
kebaikanmu .... menumbuhkan cinta di jiwaku
perjuangan mu..dan keberanian mu
memberi ketakutan di hati ku
adakah yang lebih baik dari mu???

Ketika akad di ikrarkan
perjanjian telah di mulai
komitment telah tertancap
kau pemimpin untuk ku
selayaknnya seorang prajurit
semampu ku aku tundukan pada perintah mu

aku selalu berdoa
semoga kita selalu saling mencintai selamanya
semoga Rabb kita menganugrahkan kasih sayangNya diantara kita

Hey... jangan tertipu!!!

Bagi semua wanita yang sudah menikah.. sebenarnya Allah sudah memfasilitasi jalan menuju ke syurga.
lewat pernikahanlah.. salah satunya kunci ke syurga.
Perilaku terhadap suami mu, menentukan diri mu  kelak berada di posisi dimana... 
di syurga atau di neraka ... bahkan pernikahan dapat menjadi indah di dunia atau bagai malapetaka pula di dunia, semua tergantung perlaku mu terhadap suami mu.

Saya berani katakan, karier terbesar dan terhebat wanita adalah menjadi istri yang sebaik baiknya untuk suaminya dan menjadi sebaik baiknya ibu untuk anak anaknya.

Semua kamuflase, karier dunia hanya sementara dan hanya sebagai fasilitas hidup saja. 
Standarnya bukan dunia kawan, standarnya adalah ibadah

aku tak bangga bekerja di manapun...selain bekerja sebagai istri untuk suami ku
yang Allah janjikan , taat padanya dalam yang baik baik akan membuka pintu syurga untuk ku
tempat setinggi tinggi dan mulia... di banding apapun di dunia ini

Heyy kawan jangan tertipu!!!
menjadi wanita karier bukan suatu prestasi!!
menjadi istri yang sholihah... itu gelar yang sulit di raih
dengan tangisan, kelelahan, kesabaran,dan semangat yang tetap membara memegang janji Allah sebaik baiknya pemberi janji di dunia ini....
bagi yang berusaha belajar ilmu menuju syurga, maka DIA akan menunjukan jalan menuju ke arah syurga..
dan salah satunya ... dengan pernikahan..
soo... belajar cerdas dengan pernikahan mu
kau di beri kesempatan untuk mendapat syurga
ambil, kerjakan, sabar dalam taat... dan tunggu janji Nya

Kamis, 21 Februari 2013

Hak-hak seorang suami atas isterinya


Hak-hak seorang suami alas isterinya banyak dan luhur, yang demikian itu karena agungnya hak suami atas isterinya. Rasululullah telah bersabda:
“Seandainya aku diperbolehkan menyuruh seseorang untuk bersujud kepada orang lain, pasti telah kusuruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya.” (1)
Ketaatan seorang isteri kepada suaminya adalah sebuah kewajiban, jika ia (isteri) membangkang dan terus menerus dalam menyelisihi suami, maka ia akan selalu berada dalam murka Allah hingga sang suami ridha kepadanya.
Dalam hadits Hushain Bin Mihshan, ia berkata bahwa: Bibiku telah bercerita kepadaku seraya berkata:
“Aku datang kepada Rasululullah karena sebagian kebutuhan, maka beliau berkata: “Siapa ini, apakah seseorang yang sudah bersuami?” Aku menjawab: “Ya.” Beliau berkata: “Bagaimana perlakuanmu kepadanya?” Dia (Bibiku) menjawab:
“Aku tidak mengabaikannya (artinya aku tidak mengurangi ketaatan kepadanya). Kecuali yang aku tidak mampu.”
Beliau berkata:
“Nah, perhatikanlah bagaimana seharusnya engkau kepadanya, karena sesungguhnya ia adalah surga dan nerakamu.” (2)
Karena perkara tersebut (hak-hak suami, pent) seperti yang telah kami (Abu Ishak al-Huwaini) sebutkan (betapa agung dan pentingnya, pent) maka kami perlu meringkas sebagian hak suami atas isterinya, di antaranya:
  1. Hendaknya seorang isteri tidak mengurangi ketaatan kepada suaminya, sedangkan asal ketaatan adalah dalam hal-hal yang ma’ruf (sesuai syar’i). Maka jika suami menyuruh isterinya untuk melakukan sesuatu yang haram dan yang semisalnya, maka ia (isteri) harus tidak mau taat (tidak boleh taat, pent) menurut ijma’. Yang demikian itu karena sabda Rasul:
    “Tidaklah ketaatan itu kecuali hanya dalam hal-hal yang ma’ruf.” (3)Dan juga karena sabda beliau :
    “Kewajiban seorang muslim adalah mendengar dan taat pada hal yang ia sukai dan ia benci kecuali jika disuruh untuk melakukan kemaksiatan. Maka jika disuruh untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.” (4)
    Apabila suami menyuruh isterinya untuk meninggalkan sesuatu dari amalan-amalan sunnah seperti misalnya puasa dan lain-lain, maka wajib bagi isteri untuk meninggalkannya (tidak puasa). Jika tidak, maka ia (isteri) berdosa dan puasanya tertolak.
    Dan sebab yang demikian itu adalah karena adakalanya suami mempunyai kebutuhan (biologis) kepadanya (isteri), sedang puasanya (isteri) menjadi penghalang. Karena itu wajib bagi isteri untuk minta ijin dulu sebelum melakukannya (amalan-amalan sunnah).
    Adapun amalan yang menjadi kewajiban keduanya (suami isteri) maka tidak halal untuk meninggalkannya hingga seekor unta masuk ke lubang jarum, karena sabda Rasul:
    “Selain puasa Ramadhan, tidak dihalalkan bagi seorang wanita untuk berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada, kecuali dengan ijinnya (suami).” (5)
    Begitulah namun aku nasehatkan kepada para suami untuk tidak mempersulit dalam masalah (pemberian ijin) ini, cukuplah hendaknya bagi seorang suami untuk ridha dan menerima apa adanya jika isterinya adalah seorang yang ta’at dan suka beribadah.
    Maka hendaknya suami tidak menyulitkan pemberian ijin kepada isteri kecuali jika benar-benar ada kebutuhan. Dan kepada Allah-lah kita mohon ditunjukkan kebaikan.
  2. Hendaknya ketika suami tidak ada, isteri tidak memasukkan ke rumah suaminya, seseorang yang bukan mahramnya atau seseorang yang tidak disukai suami walaupun ia termasuk mahramnya. Sabda Rasul:
    “Janganlah kalian masuk kepada wanita!” Maka berkata seorang sahabat Anshar: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang ipar?” Beliau menjawab: “Ipar adalah maut”. (6)
    Bentuk jamak dari (Al-hamwu) adalah (Ahmaa-u), mereka adalah saudara-saudara dari pihak suami dan saudara-saudara dari pihak isteri, tetapi yang dimaksudkan (di sini) adalah saudara-saudara suami. Maka ia (saudara suami) bukan termasuk mahram (bagi isteri).
    Namun jika yang dimaksud adalah Bapak suami, maka ia termasuk mahram. Jika demikian halnya, apalagi orang lain yang bukan mahram! (saudara suami saja tidak halal, apalagi orang lain yang jelas-jelas bukan mahram). Hal ini dikatakan oleh al-Baghawy dalam “Syarhus-Sunnah”
    Dan juga karena sabdanya:
    “Dan sesungguhnya kalian (wahai para suami) mempunyai hak atas mereka (para isteri) yaitu hendaknya mereka tidak memasukkan ke rumah kalian seseorang yang tidak kalian sukai, maka jika mereka melakukan hal itu maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Dan mereka juga punya hak atas kalian yaitu menafkahi mereka dan memberikan mereka pakaian secara ma’ruf.” (7)
***
Catatan: 
(1) Hadits shahih dikeluarkan Tirmidzi (4/323-Tuhfah), Ibnu Hibban (1291), Baihaqi (7/291) dari hadits Abu Hurairah. Tirmidzi berkata: “Hadits Hasan”. Hadits ini mempunyai jalan lain dari Abu Hurairah dalam riwayat al-Bazzar (2/178) dengan sanad yang ada kelemahannya. Hadits ini mempunyai syahid dari hadits Anas. Dikeluarkan oleh Ahmad (3/185), Al-Hafidz Al-Haitsami berkata dalam “Al-Majma” (9/4): “Para rawi-rawinya adalah rawi-rawi yang terdapat dalam kitab shahih selain Hafsh bin Abi Anas, tetapi dia adalah seorang yang tsiqah”. 
Aku (Abu Ishaq) berkata: Al-Haitsami telah bertasahul (Menganggap enteng) perkara Hafsh, maka sesungguhnya ia (Hafsh) kacau, dan aku tidak tahu apakah rawi mendengar darinya sebelum ia kacau atau tidak. Hanya saja hadits ini hasan dalam syawahidnya. 
Disana masih ada riwayat-riwayat lain yang secara umum hadits ini berdasarkan syawahidnya adalah shahih, dapat diterima, demikian secara ringkas, -pent
(2) Hadits shahih, dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam “AI-Mushannaf” dan Nasa’i dalam ‘Isyratun Nisa’ dalam “As-Sunanul-Kubra”, Humaidi (335), Thabrani dalam “AI-Ausath” , Hakim (2/189) dan Baihaqi (7/291). AI-Hakim berkata: “Shahih sanadnya” dan disepakati oleh Dzahabi.
(3) Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (13/233, Fathul Bari), Muslim (12/226-227 -Nawawi), Abu Dawud (3/40), Nasa’i (7/159-160), Ahmad (1/82,94,124) dan lain-lain dari hadits “Ali Bin Abu Thalib. Dan sungguh aku telah mengtakhrijnya dalam kitab “Badzlul-Ihsan” (4196).
(4) Hadits Shahih dikeluarkan Bukhari (13/121-122, Fathul Bari), Muslim (2216 -Muslim) dan lafadnya adalah lafadz Muslim. Dan Abu Dawud (3/ 40-41), Nasa’i (7/160), Tirmidzi (1707), lbnu Majah (2/202) serta Ahmad (2/17, 142) dari hadits Ibnu’Umar, Tirmidzi berkata: “Hadits hasan Shahih”.
(5) Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (9/293,295 -Fathul Bari), Muslim dan Abu Dawud (7/128 -’Aun), Ibnu Majah (1/535-536), Ad-Darimi (2/12), Tirmidzi (3/495 -Tuhfah), Ahmad (2/316,444,464,476,500), Al-Humaidy (1016), Ibnu Hibban (954,955), Al-Hakim dan AI-Khotib dalam “Tarikh Baghdad (2/383) dari beberapa jalan dari Abu Hurairah. 
Dan sebagian pentakhrij hadits ini menambahkan sesuatu di dalam matannya. Tirmidzy berkata: “Hasan Shohih” Hakim berkata: “Shohih sanadnya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.
(6) Hadist shahih, sudah ditakhrij sebelumnya.
(7) Hadits Shahih dan hadits diatas merupakan potongan dari hadits Jabir yang panjang dalam haji wada’. Dikeluarkan Muslim (1218), Abu Dawud (1905), Nasa’i (2713), Ibnu Majah (2/257), Ad-Darimi (1/377), Ahmad (5/73) dan lain-lain.
Bersambung Insya Allah
Ref: Tulisan ini dinukil dari kitab “al-Insyirah fi Adab an-Nikah” karya Syeikh Abu Ishak al-Huwaini al-Atsari. Diterjemahlan secara bebas dan dengan peringkasan pada catatan kaki oleh Retno Ishmah Widiastuti.

Dalam sebuah buku berjudul “Pria dan Wanita Dalam Satu Gerbong” Syaikh Muhammad Barakat (semoga Allah menjaganya) memberikan nasihat yang dapat membantu para muslimah untuk memastikan hal-hal berikut ada pada dirinya sebelum memutuskan melanjutkan proses ta’aruf (perkenalan) dan khitbah (peminangan) menuju jenjang pernikahan:
  1. Bila wanita telah merasa yakin dirinya suka kepada seorang pria bukan sekadar karena ketampanan atau kegagahannya saja, tetapi karena potensinya sebagai lelaki yang bersumber dari pikiran, akhlak, dan kemauannya, dan juga dari percaya dirinya.
  2. Bila wanita merasakan dalam lubuk hatinya dia mampu berkorban untuk pria itu dengan segala macam hal bahkan yang menyebabkan hilangnya kesenangan materi sekalipun.
  3. Bila wanita merasa bahwa pria itu menghormatinya karena kepribadiannya dengan penghormatan yang dalam. Dan wanita merasakan ketentraman dalam diri pria itu terhadap dirinya, kehormatannya, dan masa depannya bila kelak hidup bersamanya dalam naungan rumah tangga.
  4. Bila wanita itu merasa sepenuh hati mengurus pria itu atas keinginannya sendiri, seakan-akan ia adalah ibunya yang penuh kasih, yang akan mengurusnya secara naluriah.
  5. Bila wanita punya keinginan berterus terang dalam segala hal kepada pria itu bila kelak hidup bersamanya. Dan menyerahkan segala macam buah pikiran dan perasaannya. Dan apabila dia kurang bersikap seperti itu dia merasa bersalah.
  6. Bila wanita merasa sanggup menanggung penghinaan yang tidak disengaja dari pria itu, meskipun di depan orang banyak, dengan mencari alasan kenapa itu terjadi tanpa merasa dihina.
  7. Bila wanita merasa mampu untuk tidak berubah sikap kepada pria itu bila pria itu mengalami kesempitan. Bahkan terus memompa semangat dan berdiri mendampinginya.
  8. Bila wanita merasa senang dicemburui lalu segera berusaha membuat pria itu ridha terhadapnya. Dan mau menghindari sesuatu yang membangkitkan kecemburuannya.
  9. Bila wanita itu merasa akan mampu rela hati ketika menghadapi kebiasaan, akhlak, dan tabiat pria itu.
  10. Bila wanita merasa puas dan cukup ketika pria itu ada disampingnya. Bahwa pria itu adalah yang paling berharga bagi dirinya.
  11. Bila wanita itu –karena cintanya kepada pria itu- siap melepaskan diri dari tabiat wanita yang membuat daya tarik terhadap lelaki lain, seperti kegemaran menampakkan diri dan lain sebagainya.
Demikianlah fenomena-fenomena yang dipaparkan oleh Syaikh Muhammad Barakat dalam bukunya. Yang apabila seorang wanita telah merasakannya terhadap seorang pria, maka dia boleh meyakini bahwa pria itulah pria yang dicintainya. Dan, apabila sebab-sebab tersebut di atas telah terpenuhi, maka tidak diragukan, bahwa wanita itu akan bisa menemani pria tersebut dengan penuh bahagia dan kesenangan. Wallahu’alam. (esqiel/muslimahzone.com)

cinta tak terbayar angka...

Cinta itu tak terbayar
kasih sayang pun tak ternilai
dalam jiwa yang pengertian
saling memberi sampai pada titik kelelahanpun
Rabb kami  selalu menjanjikan kelapangan jiwa.

Bagi jiwa jiwa yang penuh cinta
membahagiakan orang orang yang dicintainya juga sama nilainya membahagiakan dirinya sendiri

Cinta itu bukan angka
walaupun tak menafikan dalam cinta , adakala angka di dalamnya

aku tak ingin jauh
diapun tak ingin jauh
aku menyayangi mereka
mereka pun mengingikan kasih sayang dari ku.

apa jadi jika diantara kita
terlalu jauh melangkah meninggalkan orang orang yang kita cintai??
sedikitnya kebersamaan, maka kasih sayang yang menuaipun sedikit saja..

cinta itu sebanding pengorbanan, kebersamaan dan pengertian..
cinta tak terbayar angka...

Senin, 18 Februari 2013

Waterland...Ujung Menteng 17 Feb 2013

Hari Minggu kemarin... hari pertama saya berenang dengan suami dan anak anak... ahh rasanya menyenangkan...
anak anak di ajarkan renang oleh si abi.. ahh ternyata abi jago renang ya??
Rafli jadi cukup berani di ketinggian 1.5 meter, padahal dulu dulu hanya berani 1 meter.. walaupun cuma di pinggiran latihannya.. abi cukup sabar mengajari anak anak.
Gama masih takut.. tapi tetep senang
dan ihsan... wahhh berenang di kolam balita di tinggalin sendirian,,sudah mau.
besok cari waktu buat berdua ya bi??... ajarin amih gaya bebas dan... ahhhh amih mau pacaran sekalian hehehe kaya anak abg kemarin yang kita lihat xixixixix... amih mauuu kaya gitu...

Hadi Ferdiansyah.



Jumat, 15 Februari 2013

For My Husband

Andai   ada kata yang bisa aku ucapkan...

kau datang dengan kebaikan akhlakmu...

kau bagai embun... penyejuk hati
setiap perkataan yang kau hantarkan padaku... menjadi hikmah di jiwaku..
indah nian perilakumu...
setiap tindakan mu... menenangkan hatiku..
aku ingin di pimpin oleh mu
karena keterbatasan akal ku, kebodohan perasaan ku dan kebengkokan jiwa ku..
berharap kau mengajakan ku ,mengarungi lautan kehidupan yang penuh  aral melintang.
kini..dan selamanya....





cinta itu.....

cinta tidak ada di sepotong coklat
cinta tidak ada di setangkai bunga mawar
terlalu naif... jika hanya di lambangkan sekecil benda tersebut..

cinta... itu kebahagian
artinya cinta haruslah saling membahagiakan
kenapa harus??? karena Rabb kami yang memerintahkannya demikian.
sedemikian kau ingin bahagia... maka bahagiakan juga dirinya..itu rumusannya
Siapa yang terlebih dahulu harus membahagiakan???
yang lebih baik ahklaknya, yang lebih baik hatinya  dia yang utama 
menjadi pemenang diantara kebaikan..dengan mengawalinya

cinta itu menenangkan
yup... cinta mendamaikan segala kerisauan
artinya kami harus jadi penentram satu sama lain
kau penghangat jiwaku demikian juga aku menghangati jiwa mu..

cinta itu indah
karena saling berbagi, bersama, saling memaafkan,menerima,membangun dan setujuan
sedih di bagi bersama, agar duka ringan terasa
suka di bagi bersama, agar bahagia bertambah yang merasakannya
jika salah, sediakan hati untuk memaafkan dan menerima kekecewaan karena kami semua hanya manusia
menerima keterbatasan diantara kami, karena sekali lagi karena kami semua hanya manusia.
ini semua... demi satu tujuan bersama agar kiranya cinta diantara kami menjadi ibadah..
karena Kau memerintahkan untuk mencintai karena Allah, kelak akan berpisah juga karena Allah
semoga Allah pula mengumpulkan kami semua di tempatNya yang Indah...
.

Kamis, 14 Februari 2013

3 menit terakhir

Tari menutup gagang telponnya .. prak!!
Sejenak ia terdiam menghela nafas sedikit ..."ahhhhh enggak enak ngomong ma orang ini!!"gerutunya dalam hati.
3 menit kemudian.......
Tari ambil kesimpulan pembicaraannya dengan orang tadi di telpon itu... mmmmmmmhhhhhh
ahhh nggakkk mau bicara lagi dengan orang ini!!!!

Rabu, 13 Februari 2013

Setiap harinya.. selalu ada cinta...
katakan pada mereka.. bahwa kau mencintainya karena Rabb mu..
aku mencintai mu karena Allah, semoga kau juga mencintai ku karena Allah
kita semua bersaudara, jika kita semuslim..
Tuhan yang sama.(Allah SWT). dan semoga kita semua mengikuti tauladan yang sama ( Rasululloh ).

Bahwa kasih sayang Rabb kita teramat luas...
maka kita bersyukur masih diberikan kesempatan hidup di tengah tengah orang yang kita cintai..
maka kita seharusnya cerdas mengambil kesempatan hidup ini dengan bijak
menanamkan cinta selama kita di dunia ....agar kelak kita berpisah .. tetap akan menuai kasih sayang diantara kita semuanya.



aku menyanyangi mu...
aku mencintai mu... karena Rabb ku yang memerintahkan aku

aku mencintai suami ku dengan segala kebaikan akhlaknya.. segala perjuangannya
dan semoga Rabb ku menuntun ku menjadi bidadarinya...
semoga kita bersama sampai di akhirat sana...

amih sayang abi...

Selasa, 12 Februari 2013

huhuhuhuu... terima keadaan ya??

Huhuhuhu...
ada kalanya kita harus menerima bahwa  tidak semua keinginan dan cita cita bisa diwujudkan
Semuanya sudah Allah perhitungkan manfaat dan mudharatnya bagi kehidupan kita.

Ya... sepertinya kita sok tau ya?? bisa memprediksi yang kan datang..padahal itukan hanya wacana kita saja
iya atau tidaknya terwujud sangat tergantung Acc Allah kan???
hehhehe.. yap itulah, kita melatih segala keinginan biar saja Rabb kita yang memilihkan, walaupun kita diwajibkan berusaha.. toh finalnya kita tetap qonaah (menerima hasil akhir)
hhhhaaaaa..... saya mau kuliah, tapi semua membatasi...
ada yang lebih tertinggi dari kuliah ternyata...
saya khawatir hari minggu bersama suami... akan hilang....dan cinta diantara kami  juga ikut menghilang (gak mau!!
saya khawatir hari minggu tidak berkumpul dengan anak anak berbagi canda... dan anak anak merasa akan jauh dari ibunya (dan saya juga ga mau!!)
ya... sudahlah... saya belajar dimana saja.. sebisa saya, semampu saya... dan saya lebih senang menyenangi orang orang yang saya cintai...

Jumat, 08 Februari 2013

Agar Si Dia Semakin Merindukan Anda


Saat awal menjalin hubungan, sebagian besar perempuan biasanya memberikan kesempatan pendekatan seluas-luasnya kepada pria. Tetapi, ketika jalinan asmara telah lama terbina, hubungan pun mulai terasa hambar. Sehingga, tak heran banyak pria yang akhirnya bersikap cuek dan membuat Anda kesal.
Tidak ingin mengalami hal ini? Simak beberapa jurus ampuh yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini, agar si dia terus-menerus merindukan Anda.
Kirim pesan romantis
Kirimkan pesan romantis padanya. Tidak perlu terlalu sering, namun rutin. Katakan padanya bahwa dia benar-benar membuat Anda terkesan sejak pertama kali bertemu. Jangan lupa, selalu sisipkan tulisan Anda merindukannya di akhir pembicaraan.
Kirim hadiah kejutan
Fokus terhadap pekerjaan kerap kali membuat Anda lupa pada pasangan. Nah, cara jitu agar si dia selalu ingat dan merindukan Anda adalah dengan mengirimkannya bunga, cokelat, atau permen, saat dia sedang sibuk bekerja. Cara ini juga akan membuatnya semakin semangat bekerja, dan tentunya merindukan Anda.
Berikan dia kebebasan
Pertemuan yang terlalu sering bisa jadi membuat Anda bosan dengannya. Cobalah untuk tidak bertemu tiap hari. Berikan kebebasan padanya agar dia melakukan hal yang disukainya. Membuat jarak antara Anda dan dia tentunya semakin membuatnya merindukan Anda.
Cari kesibukan
Jika Anda termasuk orang yang memiliki sedikit kegiatan dan sering mengganggu dia saat bekerja, seperti menelepon atau mengirimi pesan singkat, cobalah cari cara baru untuk menyibukkan diri dengan kegiatan yang sesuai dengan hobi Anda. Buat dia penasaran dan berpikir “Apakah Anda merindukan dirinya atau tidak?”
Menjauhi sementara waktu
Memang sulit melakukannya, tapi tetap patut dicoba. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Aku tidak dapat merindukanmu jika kamu selalu berada di dekatku”. Maka cobalah untuk memberikan waktu agar dia menyadari dan berharap bahwa Anda selalu ada di dekatnya, baik saat susah maupun senang.
Menjadi sosok menyenangkan
Menjadi sosok yang berbeda dari biasanya bisa menjadi cara jitu untuk membuatnya merindukan Anda. Cobalah rubah sifat Anda yang pemarah dan cemburuan menjadi sosok yang berbeda, seperti menyenangkan, lucu, bijaksana, ramah, dan juga baik hati. Sosok seperti itu akan membuat dia semakin merindukan Anda lebih dari biasanya.
Selamat mencoba dan semoga berhasil!
(dian@oktomagazine.com)

Kamis, 07 Februari 2013

seruunya pacaran terussss

seruunya pacaran terussss
iya doong... harusnya seperti itu.. kamu dan dirinya jika sudah halal
ya ...bebas ekspresikan perasaan sayaang diantara mu kan???
jangan malu malu.. ungkapkan perasaan pada suami mu
ucapkan terimakasih, bahwa selama ini dia teramat baik dan sayang padamu...
bayangkan...
hujan hujan deras.. dia tetap menjemput mu di kantor mu,
melawan hujan deras yang menerpa tubuhnya, sedangkan tubuh mu tertutup tubuhnya karena tubuhmu dibelakangnya..
bayangkan.. dia lelah mencari nafkah untuk mu...untuk kau makan bersamanya..
bayangkan dia selalu lebih khawatir kepada dirimu.. karena menurutnya engkau harus dilindungi olehnya...
aaahhhhh penyayang sekali kan suami mu???... yuk balas dengan kasih sayang mu pula ya kawan....bersikap mesra & perhatian (huhuyyy...)
seperti yang sedang pacaran tetapi halal... ahhhh indah bukan???
xixixixixi.... 

wanita harus jadi wanita

(khusus tuk wanita)
Memang terkadang sulit.. menegakan sebuah idealisme .. ditengah tengah maraknya kebiasaan yang salah yang telah menjadi kebiasaan yang umum.. lalu sebagian besar masyarakat menilai sesuatu salah yang umum adalah biasa... maka yang tercipta adalah kebiasaan salah yang terus menerus akan di anggap suatu kebenaran... wahhh ini yang gawat!!
Sedikit saja yang peduli.. untuk membiasakan kebenaran menjadi hal yang biasa umum dilakukan, bahkan paham ini di anggap terlalu naif, sok suci sok bersih.atau mungkin saja disebut aneh bagi pelaku kebiasaan tersebut.
Miris banget..ternyata manusia yang dibekali akal setinggi tingginya dari mahkluk hidup lainnya, bisa jadi merasa paling pintar karena sudah membolak balikan kebenaran menjadi budaya manusia pinter keblinger yang sebenarnya kebodohan super bodoh karena menganiaya dirinya sendiri!!

Wanita banyak melupakan kodratnya !!! itu kesimpulan saya menulis kalimat diatas..
Maaf jika tadi saya agak muter muter kalimat intinya, heheheehe... sengaja mengajak anda menerawang jauh membayangkan kebodohan kita sebagai manusia yang sudah banyak melakukan kebiasaan salah menjadi suatu kebenaran., termasuk diri saya tentunya jika sedang khilaf..(*semoga Rabb kami selalu mengingati kami dalam segala urusan,dan janganlah urusan kami di biarkan walaupun dalam sekejap mata*)

Sekedar berbagi ...saya tumbuh di dalam lingkungan konvensional, keluarga yang mendidik saya harus lebih mandiri dari usia saya, teman teman yang tak seiman lebih dekat di bandingdengan yang seiman dengan saya, belajar  agama saya sendiri dengan merangkak merangkak karena lingkungan tak dekat dengan agama, lingkungan pekerjaan yang nasrani karena saya bekerja di bridal yang notabene mengurusi pernikahan non muslim umumnya, namun saya belajar menyanyangi siapa saja karena dunia kerja saya dunia cinta... sampai pada akhirnya saya menemukan ilmu akidah, tauhid dan sunnah.. yang meluluh lantakan semua paham konvensional saya. .... Disunilah CINTA bersemi.... tauhid mengajarkan cinta yang hakiki...  hingga saya mengambil kesimpulan saya, ferna mutia seorang wanita harus tau kodrat saya, untuk apa saya diciptakan...
sampai kinipun terus belajar... belajar dan belajar hingga akhir hayat saya..

Jika ada sedikit ilmu yang saya bisa bagi, tentunya saya akan berbagi... karena kita sama sama wanita, karena kita semuslim dan bersaudara... maka kita saling mengingatkan dalam menetapi kebenaran dan tetap  sabar dalam benar..

saya butuh di ingati, kamupun demikian... semoga kita semua, semua wanita.. semua yang muslimah... ingat kodrat kita., sebagai istri dari suami ,.. sebagai anak dari orang tua kita, sebagai ibu dari anak anak kita dan sebagai pribadi pemimpin dari diri yang fitrahnya penuh kelemahan dan kebengkokan.

Soo.. kita belajar lagi fitrah wanita lagi, jadikan yang benar kebiasan... wanita tetap saja harus jadi wanita!!!

Minggu, 03 Februari 2013


Rumah Tangga Sakinah Bagi Seorang Wanita

Posted  on: 14 Agustus 2009 (cahaya islam wordpress)
Bagi seorang wanita mukminah, pernikahan adalah salah satu perwujudan Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sarana untuk mencapai keridhaan-Nya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka bukanlah termasuk golonganku. Menikahlah, karena aku akan bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat lain di hari kiamat. Barangsiapa yang telah memiliki modal, hendaklah ia menikah. Dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu penekan hawa nafsunya”(HR. Ibnu Majah).
Jika seseorang meniatkan di awal pernikahannya sebagai satu niat untuk beribadah kepada-Nya, meninggalkan zina, dan mendekatkan diri kepada-Nya; maka dia akan memperoleh pahala sesuai dengan apa yang ia niatkan itu. Sebaliknya, jika ia mempunyai niat di awal pernikahannya hanya sekedar untuk mencari harta, pangkat, kedudukan, atau popularitas; maka ia akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Bahkan dosa jika yang ia niatkan tersebut merupakan maksiat. Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat dan seseorang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tanggung Jawab Istri pada Diri Sendiri
Diantara tanggung jawab istri kepada diri sendiri diantaranya adalah :
1. Menuntut ilmu syar’i
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah)
Yaitu :
- Ilmu tentang prinsip-prinsip ‘aqidah dan keimanan (Rukun Iman)
- Ilmu tentang apa-apa yang diwajibkan dalam rukun Islam, seperti syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.
- Ilmu-ilmu penunjang yang bermanfaat lainnya.
Seorang ibu rumah tangga wajib mengetahui tentang pembatal-pembatal syahadat, wajib mengetahui bagaimana cara thaharah dan sholat yang benar, dan yang lain sebagainya. Tidak boleh terjadi pada seorang ibu bahwa ia tidak mengetahui tentang hukum-hukum haidh, padahal haidh adalah sesuatu yang rutin mendatanginya.
Bagaimana seorang ibu rumah tanga bisa menuntut ilmu di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga ? Hal yang pertama bahwa ia harus menumbuhkan perasaan butuh dan cinta kepada ilmu. Jika seseorang telah mampu menumbuhkan perasaan itu pada dirinya, maka ia akan memanfaatkan semua kesempatan dimana ia bisa memperoleh ilmu, baik dalam majelis-majelis ilmu atau membaca buku-buku. Dalam seminggu, usahakanlah untuk dapat bermajelis ilmu minimal satu kali. Bisa ia menghadiri majelis-majelis ilmu secara khusus, atau bermajelis dengan suaminya untuk saling membacakan satu pembahasan dalam buku agama. Selain itu, ia bisa memanfaatkan beberapa waktu luang dengan membaca buku agama saat kesibukan belum menderanya, misalnya 15 – 20 menit sebelum sholat shubuh;atau 15 – 20 menit setelah ‘isya’ di saat anak-anak telah tidur di pembaringannya.
2. Mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Adalah menjadi hal yang mutlak lagi wajib untuk mengamalkan ilmu. Amal adalah buah ilmu. Barangsiapa yang berilmu namun tidak beramal, ia laksana tumbuhan yang tidak memberikan manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya. Ilmu bisa menjadi pembela atau malah jadi bencana bagi diri kita sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
“Al-Qur’an itu bisa menjadi pembela bagimu atau menjadi bencana bagimu”(HR. Muslim)
Contoh mudah yang bisa kita lakukan adalah ketika kita tahu bagaiamana cara wudhu yang benar dari penjelasan Ustadz atau hasil membaca buku; maka dengan tidak menunda-nunda kita praktekkan pada diri kita jikalau mau melaksanakan sholat. Jika kita tahu tentang bahaya syirik, maka dengan segera kita bersihkan diri dan rumah tangga kita dari hal-hal yang berbau syirik seperti membuang segala macam jimat, rajah, gambar makhluk hidup, atau benda pusaka keramat peninggalan leluhur (yang tentunya harus dikomunikasikan secara bijaksana dengan suami). Dan yang lain sebagainya.
Tanggung Jawab Istri pada Suami
Tanggung jawab istri kepada suami terkait erat dengan pemenuhan hak-hak suami oleh istri. Harus menjadi satu pemahaman bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Seorang suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya di rumahnya. Allah swt berfirman : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An-Nisaa’ : 34).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menggambarkan keagungan hak suami yang harus dipenuhi oleh istrinya dengan sabdanya : “Gambaran hak suami yang harus dipenuhi oleh istrinya adalah seandainya pada kulit suaminya itu ada borok (luka), lalu dia (istri) menjilatinya, maka dia belum benar-benar memenuhi hak suaminya” (HR. Ibnu Abi Syaibah 4/2/303 no. 17407; hasan ).
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang manusia untuk bersujud kepada manusia lainnya, niscaya akan aku suruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya” (HR. At-Tirmidzi).
Ketaatan istri kepada suaminya merupakan salah satu faktor yang akan membawanya masuk surga. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallambersabda : “Jika seorang wanita mengerjakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau sukai” (HR. Ibnu Hibban , shahih).
Beberapa kewajiban istri yang harus dipenuhi kepada suaminya antara lain adalah :
1. Patuh kepada perintah suami
Hushain bin Mihshan mengkisahkan : Bahwasannya bibinya pernah mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam untuk satu keperluan. Setelah menyelesaikan keperluannya, maka Nabi berkata kepadanya : ‘Apakah engkau bersuami ?’. Aku menjawab : ‘Ya’. Beliau melanjutkan : ‘Bagaimana sikapmu terhadapnya ?’. Aku menjawab : ‘Aku tidak pernah membantahnya/menolaknya kecuali pada perkara yang tidak sanggup aku lakukan’. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Maka perhatikanlah sikapmu terhadapnya, karena sesungguhnya dia (suamimu) adalah surga dan nerakamu” (HR. Ahmad).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang model wanita yang paling baik, maka beliau menjawab : “Dia dalah seorang wanita yang patuh saat suaminya menyuruhnya, menarik saat suaminya memandangnya, menjaga kemuliaan suami dengan memelihara kehormatannya sendiri, dan mengurus harta suami” (HR. An-Nasa’i ,shahih).
Catatan : Taat ini dengan syarat : Hanya dalam hal yang ma’ruf bukan dalam kemaksiatan.
“Tidak ada ketaatan dalam perbuatan maksiat kepada Allah. Ketaatan hanya boleh dilakukan dalam kebaikan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, seorang istri tidak boleh taat kepada suaminya jika ia menyuruh untuk membuka jilbab, menemani seorang laki-laki yang bukan mahram tanpa ada suaminya, berbohong, dan lain-lain. Namun bukan pula berarti ia membatalkan ketaatannya secara keseluruhan. Ia tetap wajib taat pada hal-hal yang mubah dan yang disyari’atkan.
2. Tetap tinggal di rumah dan tidak keluar rumah kecuali setelah mendapat ijin dari suami.
Allah berfirman : “Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah dahulu” (QS. Al-Ahzab : 33).
Tinggal di dalam rumah adalah hukum asal bagi seorang wanita. Ia tidak boleh keluar melainkan dengan sebab dan syarat. Sebabnya adalah karena hajat, dan syaratnya adalah ijin dari suami, berpakaian syar’i, tidak memakai wangi-wangian, dan yang lainnya (yang akan dijelaskan kemudian).
Untuk hal-hal yang sifatnya rutinitas dimana ia telah mendapatkan ijin dari suami secara umum, maka ia boleh keluar tanpa seijin suaminya (walau meminta ijin tetap lebih baik). Misalnya : keluar rumah untuk belanja di warung, menyapu halaman, dan lainnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan salah satu sebab mengapa wanita tinggal di dalam rumah : “Wanita itu adalah aurat. Apabila ia keluar rumah, maka akan dibanggakan oleh syaithan” (HR. At-Tirmidzi).
Hingga dalam permasalahan ibadah (sholat di masjid), rumah tetap lebih baik bagi seorang wanita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid; akan tetapi sholat di rumah adalah lebih baik bagi mereka” (HR. Abu Dawud)
3. Menerima ajakan suami.
Ini hukumnya wajib. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Apabila seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya, namun istrinya tersebut menolak (tanpa udzur yang dibenarkan syari’at) maka para malaikat akan melaknatnya hingga waktu shubuh tiba” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
4. Tidak memasukkan seseorang ke dalam rumah kecuali dengan seijin suami.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya kalian (para suami) memiliki hak yang harus dipenuhi mereka (para istri), agar mereka tidak mengijinkan seorangpun masuk ke pembaringanmu seseorang yang tidak kamu sukai” (HR. Muslim).
“Dan janganlah seorang wanita mengijinkan seseorang masuk ke dalam rumah suaminya sementara dia (suami) ada di sana, kecuali dengan ijin suaminya tersebut” (HR. Muslim).
Larangan ini berlaku untuk orang-orang yang memang suaminya tidak meridhainya. Namun bila orang tersebut termasuk orang-orang yang diridhai – semisal kaum kerabat -, maka ia diperbolehkan menerimanya masuk ke rumahnya dengan tetap menjaga kehormatan dirinya. Jika orang/tamu tersebut laki-laki bukan termasuk mahram (semisal : teman kerja suami atau tetangga), maka ia diperbolehkan untuk menerima dengan catatan aman dari fitnah dan menghindari khalwat (berdua-duaan). Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya” (HR. Al-Bukhari  dan Muslim).
5. Tidak bersedekah dengan harta suami kecuali mendapat ijin darinya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatu dari rumah suaminya kecuali seijin suaminya tersebut”(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
6. Berterima kasih kepada suami dan tidak mengingkari kebaikannya, serta memperlakukan suami dengan baik.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal ia tidak mungkin lepas dari ketergantungan padanya” (HR. Nasa’i)
Berterima kasih ini tidak hanya sebatas lisan, tapi terwujud pada penampakan rasa bahagia dan nyaman selama mendampingi suami dan melayani kebutuhannya dan kebutuhan anak-anaknya, tidak mengabaikannya, tidak mengeluh dengan segala kondisi yang dialami bersamanya, dan yang lainnya.
7. Tidak mengungkit-ungkit kebaikannya kepada suami, jika kebetulan dia menafkahi suami dan anak-anaknya.
Adakalanya seorang suami diberi cobaan berupa sakit, cacat, atau yang semisalnya sehingga ia tidak bisa memberi nafkah sebagaimana mestinya; yang dengan itu istri menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Haram hukumnya mengungkit-ungkit kebaikannya itu. Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al-Baqarah : 264).
8. Selalu menjaga keutuhan rumah tangga dan tidak menuntut cerai tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wanita mana saja yang menuntut cerai kepada suaminya tanpa ada masalah yang berarti (menurut kacamata syari’at), maka diharamkan baginya wangi bau surga” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah , Ahmad).
Dan ingatlah wahai para wanita bahwa engkau telah Allah jadikan salah satu perhiasan dunia. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR. Muslim).
Tanggung Jawab Istri pada Anak
1. Menyusui anak hingga usia dua tahun.
Allah swt berfirman: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” (QS. Al-Baqarah : 233).
2. Mengasuh, memperhatikan, dan memelihara anak dengan nafkah yang diberikan oleh suami.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah memerintahkan kepada Hindun radliyallaahu ‘anhaa“Ambillah dengan baik (dari harta suamimu) sebatas mencukupi keperluanmu dan anakmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Mendidik anak dengan pendidikan yang baik dan Islami.
Hal utama yang harus diberikan dan diperhatikan adalah pendidikan agama, sebab pendidikan ini merupakan dasar yang akan membentuk tingkah laku anak di kemudian hari. Penanaman aqidah tauhid yang kuat adalah mutlak diberikan. Anak harus tahu kewajiban dan tugas mengapa ia dilahirkan di muka bumi, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Juga dengan penanaman prinsip-prinsip keimanan dalam rukun iman. Kemudian diikuti dengan penanaman kewajiban yang termasuk dalam rukun Islam yang lain seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Dari konsep pembangunan anak yang beriman dan beramal shalih, tentu saja harapan kita kelak ia menjadi sesuatu yang berharga yang dapat bermanfaat bagi kita di akhirat. Dan itulah yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:“Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, yaitu : shadaqah jariyyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim).  Wallahu a’lam
materialisme, feminisme dan sekularisme jangkit di kalangan kaum hawa saat ini
merasa mandiri, enough heroic to be single fighter, feeling smart, survive , persamaan gender atau apalah sejenisnya..

Jakarta, 31 januari 2013 lalu.. saya dan keluarga sedikit refresing, dari kaca mobil yang saya naiki.. sempat terlihat di Pejaten Village.. pukul 12 siang, waktu makan siang para pekerja (karyawan/ karyawati) berhamburan.. tentunya mereka makan siang.. ehhm mereka tampil modis dengan rambut pendek  mohawk , merokok di seven/ eleven... huffttt... apa istimewa nya???saya sendiri bingung menterjemahkan "ini budaya apa" transformasi apa?? , smart, sexy, survive,single fighter or what?? ga  tau...ahhh

My  carier is not  My job... that's word for every woman in the world.
you are woman.. for being to mother for your children.. be wife for your  husband.. be housewife in your home..
carier is just reflexion..your brand...


Jumat, 01 Februari 2013

Energise your soul...
Choose your live to obey for the truth
Decorate with broad mindedness..
and  feel.. its... everything is easy...

love because Allah

Bulan Februari...carrefour bilang...ada diskon di bulan cinta...
ahh masa sichhh... bulan februari bulan cinta???
eheemmm ehemm.. saya sedikit "gr" karena saya lahir di bulan februari... hehehe
padahal saya sendiri anggap semua hari.. adalah hari penuh kasih sayang
karena pencarian jati diri di dunia pernikahan.. maka saya sedikit melowww untuk yang namanya cinta..
every day is lovely day...
wuihhh very sweet... so cool.. ehmm romantic... apalah whatever you say.. but i mean 'every day  my live for love because Allah..
love my husband, love my children.. love my big family.. love all myfriend..because Allah