Selasa, 28 Mei 2013

Ummu Salamah, Istri Rasululloh

Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.
Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kananiyah yang berasal dari Bani Faras.

Demikianlah, Hindun dibesarkan di dalam lingkungan bangsawan yang dihormati dan disegani. Kecantikannya meluluhkan setiap orang yang melihatnya dan kebaikan pribadinya telah tertanam sejak kecil.
B. Pernikahan dan Perjuangannya
Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil menikahinya adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, seorang penunggang kuda terkenal dari pahlawan-pahlawan suku Bani Quraisy yang gagah berani. Ibunya bernama Barrah binti Abdul-Muththalib bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Abdullah adalah saudara sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka hidup bahagia, dan rumah tangga mereka diliputi kerukunan dan kesejahteraan.
Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka memeluk Islam dan menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu pula dengan Hindun, dia tergolong orang-orang yang pertama masuk Islam, dan bersama suaminya memulai perjuangan dalam hidup mereka.
Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar mereka meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Melihat kondisi seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengizinkan mereka untuk hijrah ke Habasyah, sehingga mereka disebut sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap di Habasyah, dan di sana Hindun melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan Durrah.
Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah mendengar keislaman dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul-Muththalib. Akan tetapi, ternyata penyiksaan masih terus berlangsung, bahkan bertambah dahsyat. Untuk menjaga kehormatan diri dan keluarganya, Abu Salamah meminta perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi) dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan Abu Thalib menyatakan perlindungannya.
C. Cobaan Datang
Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah membuka hati penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke sana, baik secara kelompok maupun perseorangan. Abu Salamah, istri, dan anaknya (Salamah) hijrah ke sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh kaum Bani Makhzum (kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta menyandera Ummu Salamah. Keluarga Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan mereka menolak menyerahkan Salamah, bahkan si anak dirampas dan dijauhkan dari ibunya. Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah dan dipenjara. Adapun Abu Salamah dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena harus berpisah dengan istri dan anaknya.
Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah terus-menerus menangis karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga akhirnya ada seorang laki-laki dari kaumnya yang merasa iba dan membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya di Madinah. Adapun Bani Asad menyerahkan kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan tetapi, banyak rintangan yang harus dia hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang kuat, dia mampu mengatasi semua itu dan tiba di Madinah.
D. Pesan Abu Salamah untuk Istrinya
Dalam membela Islam, peran Abu Salamah sangat besar. Dia dikenal berani dalam berperang. Rasulullah menghargainya dengan mengangkatnya sebagai wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau pergi memimpin pasukan dalam perang Dzil Asyirah pada tahun kedua hijriah. Abu Salamah ikut dalam Perang Badar dan Uhud. Ketika dalam perang Uhud, Abu Salamah mengalami luka yang cukup parah dan nyaris meninggal, namun beberapa saat kemudian dia sembuh.
Setelah Perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mencrima berita bahwa Bani Asad hendak menyerang kaum muslimin di Madinah. Sebelum mereka menyerang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berinisiatif mendahului mereka. Dalam misi ini, beliau menunjuk Abu Salamah untuk memimpin pasukan yang berjumlah seratus lima puluh orang dan di dalamnya terdapat Saad bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amir bin Jarrah, dan yang lainnya. Pasukan diarahkan ke Bukit Quthn, tempat mata air Bani Asad. Kemenangan gemilang diraih oleh pasukan Abu Salamah, dan mereka kembali ke Madinah dengan membawa banyak harta rampasan perang. Di Madinah, luka-luka Abu Salamah karnbuh sehingga dia harus beristirahat beberapa waktu. Ketika sakit, Rasulullah selalu menjenguk dan mendoakannya.
Ummu Salamah selalu mendampingi suaminya yang sedang dalam keadaan sakit sehingga dia merawat dan menjaganya siang dan malam. Suatu hari, demam Abu Salamah menghebat, kemudian Ummu Salamah berkata kepada suaminya, “Aku mendapat benita bahwa seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, kemudian suaminya masuk surga, istrinya pun akan masuk surga, jika setelah itu istrinya tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka nanti di surga. Demikian pula jika si istri yang meninggal, dan suaminya tidak menikah lagi sepeninggalnya. Untuk itu, mari kita berjanji bahwa engkau tidak akan menikah lagi sepeninggalku, dan aku berjanji untukmu untuk tidak menikah lagi sepeninggalmu.” Abu Salamah berkata, “Maukah engkau menaati perintahku?” Dia menjawab, “Adapun saya bermusyawarah hanya untuk taat.” Abu Salamah berkata, “Seandainya aku mati, maka menikahlah.” Lalu dia berdoa kepada Allah ”Ya Allah, kurniakanlah kepada Ummu Salamah sesudahku seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan menyengsarakan dan menyakitinya.”
Pada detik-detik akhir hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. selalu berada di samping Abu Salamah dan senantiasa memohon kesembuhannya kepada Allah. Akan tetapi, Allah berkehendak lain. Beberapa saat kemudian maut datang menjemput. Rasulullah menutupkan kedua mata Abu Salamah dengan tangannya yang mulia dan bertakbir sembilan kali. Di antara yang hadir ada yang berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau sedang dalam keadaan lupa?” Beliau menjawab, “Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa, sekalipun bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas takbir itu.” Kemudian beliau menoleh kepada Ummu Salamah dan bersabda, “Barang siapa yang ditimpa suatu musibah, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah dperintahkan oleh Allah, ‘Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan. Ya Allah, karuniakanlah bagiku dalam musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya, maka Allah akan melaksanakannya untuknya.”
Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berdo’a: “Ya Allah, berilah ketabahan atas kesedihannya, hiburlah dia dari musibah yang menimpanya, dan berilah pengganti yang lebih baik untuknya.”
Abu Salamah wafat setelah berjuang menegakkan Islam, dan dia telah memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Rasulullah. Sepeninggal Abu Salamah, Ummu Salarnah diliputi rasa sedih. Dia menjadi janda dan ibu bagi anak-anak yatim.
Setelah wafatnya Abu Salarnah, para pemuka dari kalangan sahabat bersegera meminang Ummu Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan terhadapat suaminya dan untuk. melindungi diri Ummu Salamah. Maka Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab meminangnya, tetapi Ummu Salamah menolaknya.
Pada saat dirundung kesedihan atas suami yang benar-benar dicintainya serta belum mendapatkan orang yang lebih baik darinya, ia didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan maksud menghiburnya dan meringankan apa yang dialaminya. Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah kepada Allah agar Dia memberimu pahala pada musibahmu serta menggantikan untukmu (suami) yang lebih baik.” Ummu Salamah bertanya, “Siapa yang lebih baik dan Abu Salamah, wahai Rasulullah?”
E. Di Rumah Rasulullah.
Rasulullah mulai memikirkan perkara Ummu Salamah, seorang mukminah mujahidah yang memiliki kesabaran, dan Ummu Salamah pun telah menolak lamaran dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar. Rasulullah pun berpikir dengan penuh pertimbangan dan kasih sayang untuk tidak membiarkannya larut dalam kesedihan dan kesendirian.
Dalam keadaan seperti itu Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta’ah menemui Ummu Salarnah dengan maksud meminangnya untuk beliau. Maka oleh Ummu Salamah diterimanya pinangan tersebut. Bagaimana mungkin baginya untuk tidak menerima pinangan dari orang yang lebih baik dari Abu Salamah, bahkan lebih baik dan semua orang di dunia.
Dengan perkawinan tersebut maka Ummu Salamah termasuk kalangan Ummahatul- Mukminin, dan oleh Rasulullah ia ditempatkan di kamar Zainab binti Khuzaimah yang digelari Ummul-Masakiin (ibu bagi orang-orang miskin) sampai Ummu Salamah meninggal dunia.
Hal itu diceritakan oleh Ummu Salamah kepada kami. Ia berkata, “Aku dipersunting oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., lalu aku dipindahkan dan ditempatkan di rumah Zainab (ummul- masakiin).”
Beberapa keistimewaan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ketajaman logika, kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., seperti interaksinya dengan para Ummahatul-Mukminin yang merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang dan kelemahlembutan.
F. Kedudukannya yang Agung
Di antara perkara yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam adalah apa yang diceritakan Urwah bin Zubair “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh Ummu Salamah melaksanakan shalat shubuh di Mekah pada hari penyembelihan (qurban) — padahal saat itu merupakan hari (giliran)nya. Oleh sebab itu, Rasulullah merasa senang atas kesetujuannya.”
Begitu juga hadits Ummi Kulsum binti Uqbah yang dimasukkan oleh Ibnu Sa’ad dalam (kitab) Thabaqat-nya. Ummi Kultsum berkata, “Tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Ummu Salamah, belau berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya aku menghadiahkan untuk Raja Najasyi sejumlah bejana berisikan minyak wangi dan selimut. Akan tetapi, aku bermimpi bahwa Raja Najasyi itu telah meninggal dunia, kemudian hadiah yang kuberikan kepadanya dikembalikan kepadaku. Karena dikembalikan kepadaku, maka barang tersebut menjadi milikkü.”
Sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., Raja Najasyi meninggal dunia, dan hadiah tersebut dikembalikan kepadanya. Lalu beliau memberikan kepada setiap istrinya masing-masing satu uqiyah (1/2 liter Mesir) dan beliau memberi (sisa) keseluruhannya serta selimut kepada Ummu Salamah.
Setelah Ummu Salamah menjadi istrinya, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. memasukkannya dalam kalangan ahlul-bait. Di antara riwayat tentang masalah tersebut adalah bahwasanya pernah pada suatu hari Rasulullah berada di sisi Ummu Salamah, dan anak perempuan Ummu Salamah ada di sana. Rasulullah kemudian didatangi anak perempuannya, Fathimah azZahra, disertai kedua anaknya, Hasan dan Husain r.a., lalu Rasullah memeluk Fathimah dan berkata, “Semoga rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian wahai ahlul-bait. Sesungguhnya Dia Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”
Lalu menangislah Ummu Salamah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menanyakan tentang penyebab tangisnya itu. Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau mengistimewakan mereka sedangkan aku dan anak perempuanku engkau tinggalkan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau dan anak perempuanmu termasuk keluargaku.”
Anak perempuan Ummu Salamah, Zainab, tumbuh dalam peliharaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. ia termasuk di antara wanita yang memiliki ilmu yang luas pada masanya.
Sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mempersunting Ummu Salamah, wahyu pernah turun kepada Rasulullah di kamar Aisyah, yang dengan hal itu Aisyah membanggakannya pada istri-stri beliau yang lain. Maka setelah Rasulullah menikahi Ummu Salamah, wahyu turun kepadanya ketika beliau berada di kamar Ummu Salamah.
G. Beberapa Sikap Cemerlang pada Masa Hidup Ummu Salamah.
Di antara sikap agungnya adalah apa yang ditunjukkannya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. pada hari (perjanjian) Hudaibiyah. Pada waktu itu ia menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dalam perjalanannya menuju Mekah dengan tujuan menunaikan umrah, tetapi orang-orang musyrik mencegah mereka untuk memasuki Mekah, dan terjadilah Perjanjian Hudaibiyah antara kedua belah pihak.
Akan tetapi, sebagian besar kaum muslimin merasa dikhianati dan merasa bahwa orang-orang musyrik menyianyiakan sejumlah hak-hak kaum muslimin. Di antara mayonitas yang menaruh dendam itu adalah Umar bin al-Khaththab, yang berkata kepada Rasulullah dalam percakapannya dengan beliau, “Atas perkara apa kita serahkan nyawa di dalam agama kita?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menjawab, “Saya adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyianyiakanku.”
Akan tetapi, tanda-tanda bahaya semakin memuncak setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh kaum muslimin melaksanakan penyembelihan hewan qurban kemudian bercukur, tetapi tidak seorang pun dari mereka melaksanakannya. Beliau mengulang seruannya tiga kali tanpa ada sambutan.
Beliau menemui istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang sikap kaum muslimin. Ummu Salamah berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah engkau menginginkan perintah Allah ini dilaksanakan oleh kaum muslimin? Keluarlah engkau, kemudian janganlah mengajak bicara sepatah kata seorang pun dari mereka sampai engkau menyembelih qurbanmu serta memanggil tukang cukur yang mencukurmu.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. kagum atas pendapatnya dan bangkit mengerjakan sebagaimana yang diusulkan Ummu Salamah. Tatkala kaum muslimin melihat Rasulullah mengerjakan hal itu tanpa berkata kepada mereka, mereka bangkit dan menyembelih serta sebagian dari mereka mulai mencukur kepala sebagian yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah dan penyesalan atas tindakan Rasulullah yang mendahului mereka.
Ummu Salamah telah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. di banyak peperangan, yaitu peperangan Khaibar, Pembebasan Mekah, pengepungan Tha’if, peperangan Hawazin, Tsaqif kemudian ikut bersama beliau di Haji Wada’.
Kita tidak melupakan sikapnya terhadap Umar bin al-Khaththab, tatkala Urnar datang kepadanya dan mengajak bicara tentang perkara keperluan Ummahatul-Mukminin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta kekasaran mereka terhadap Rasulullah. Maka ia berkata, “Engkau ini aneh, wahai anak al-Khaththab. Engkau telah ikut campur di setiap perkara sehingga ingin mencampuri urusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. beserta istri-istrinya?”
Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. meninggal dunia ia senantiasa mengenang beliau dan sangat berduka cita atas kewafatannya. Beliau senantiasa banyak melakukan puasa dan beribadah, tidak kikir pada ilmu, serta meriwayatkan hadits yang berasal dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Telah diriwayatkannya sekian banyak hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah dan suaminya, Abu Salamah, serta dari Fathimah az-Zahraa Sedangkan orang yang meriwayatkan darinya banyak sekali, di antara mereka adalah anak-anaknya dan para pemuka dan sahabat serta ahli hadits.
Di antara beberapa sikapnya yang nyata adalah pada hari pembebasan kota Mekah. Waktu itu Nabi keluar dari Madinah bersarna bala tentaranya dengan kehebatan dan jumlah yang belum pernah disaksikan oleh bangsa Arab, sehingga orang-orang musyrik Quraisy merasa takut, dan mereka keluar dari rumah dengan rnaksud menemui Rasulullah untuk bertobat dan menyatakan keislaman mereka.
Termasuk dari mereka, Abu Sufyan bin al-Harts bin Abdul-Muththalib (anak paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.) dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah (anak bibi [dari ayah] Rasulullah, saudara Ummu Salamah sebapak). Ketika mereka berdua meminta izin masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., beliau enggan memberi izin masuk bagi keduanya disebabkan penyiksaan mereka yang keras terhadap kaurn muslimin menjelang beliau hijrah dari Mekah.
Maka berkatalah Ummu Salamah kepada Rasulullah dengan perasaan iba terhadap keluarganya sendiri dan juga keluarga Rasulullah, “Wahai Rasulullah, mereka berdua adalah anak parnanmu dan anak bibirnu (dan ayah) serta iparmu.” Rasulullah menjawab, “Tidak ada keperluan bagiku dengan mereka berdua. Adapun anak parnanku, aku telah diperlakukan olehnya dengan tidak baik. Adapun anak bibiku (dari ayah) serta iparku telah berkata di Mekah dengan apa yang ia katakan.”
Pernyataan itu telah sampai kepada Abu Sufyan, anak paman Rasulullah. Maka ia berkata, “Demi Allah, ia harus mengizinkanku atau aku mengambil anak ini dengan kedua tanganku -pada saat itu ia bersama anaknya, Ja’far- kemudian karni harus berkelana di dunia sehingga mati kehausan dan kelaparan.”
Lalu Ummu Salamah memberitahukan perkataan Abu Sufyan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan kembali memohon rasa belas kasih. Akhirnya hati beliau menjadi luluh, lalu mengizinkan keduanya masuk. Maka masuklah keduanya dan menyatakan keislaman serta bertobat di hadapan Rasulullah.
H. Sikapnya terhadap Fitnah
Ummu Salamah selalu berada di rumahnya, senantiasa ikhlas beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjaga Sunnah suaminya tercinta pada masa (khilafah) Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab..
Pada masa khilafah Utsman bin Affan ia melihat kegoncangan situasi serta perpecahan kaum muslimin di seputar khalifah. Bahaya fitnah sernakin memuncak di langit kaum muslirnin. Maka ia pergi menernui Utsman dan menasihatinya supaya tetap berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta petunjuk Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab, tidak menyimpang dan petunjuk tersebut selama-lamanya.
Apa yang dikhawatirkan Ummu Salamah terjadi juga, yaitu peristiwa terbunuhnya Utsman yang saat itu tengah membaca Al-Qur’an dan angin fitnah tengah bertiup kencang terhadap kaurn muslimin. Pada saat itu Aisyah telah membulatkan tekad untuk keluar menuju Bashrah disertai Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin al-’Awwam dengan tujuan mernobilisasi massa untuk melawan Ali bin Abi Thalib. Maka Ummu Salamah mengirim surat yang memiliki sastra indah kepada Aisyah.
“Dari Ummu Salamah, Istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., untuk Aisyah Ummul-Mu’ minin.
Sesungguhnya aku memuji Allah yang tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia.
Amma ba’du.
Engkau sungguh telah merobek pembatas antara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dan umatnya yang merupakan hijab yang telah ditetapkan keharamannya.
Sungguh Al-Qur’an telah memberimu kemuliaan, maka jangan engkau lepaskan. Dan Allah telah menahan suaramu, maka janganlah engkau niengeluarkannya Serta Allah telah tegaskan bagi umat ini seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengetahui bahwa kaum wanita memiliki kewajiban jihad (berperang) niscaya beliau berpesan kepadamu untuk menjaganya.
Tidakkah engkau tahu bahwasanya beliau melarangmu melampaui batas dalam agama, karena sesungguhnya tiang agama tidak bisa kokoh dengan campur tangan wanita apabila tiang itu telah miring, dan tidak bisa diperbaiki oleh wanita apabila telah hancur. Jihad wanita adalah tunduk kepada segala ketentuan, mengasuh anak, dan mencurahkan kasih sayangnya.”
Ummu Salamah berada di pihak Ali bin Abi Thalib karena beliau menggikuti kesepakatan kaum muslimin atas terpilihnya beliau sebagai khalifah mereka. Karena itu, Ummu Salamah mengirim/mengutus anaknya, Umar, untuk ikut berperang dalan barisan Ali .
I. Saat Wafatnya
Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia tua dan pikun merambah di pertambahan umurnya. Allah ta’ala mengangkat rohnya yang suci naik ke atas menuju hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh pengorbanan, jihad, dan kesabaran di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Beliau dishalatkan oleh Abu Hurairah r.a. dan dikuburkan di al-Baqi’ di samping kuburan Ummahatul-Mukminin lainnya.
Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Ummu Salamah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh

Sedikit Catatan dari Kajian 

"KISAH CINTA PERTAMA NABI SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM"

Daurah muslimah di masjid al barkah cileungsi dengan pembicara ustadz firanda andirja hafidzahullah.


-- KHADIJAH -BINTI KHUWAILID BIN ASAD BIN ABDUL UZZA BIN QUSHAI BIN KILAB BIN MURRAH BIN KA'AB BIN LU'AI BI GHALIB BIN FIHR BIN MALIK BIN NADHR BIN KINANAH,radhiyallahu 'anha- adalah

cinta pertama Nabi -shalallahu 'alaihi wasallam-, yg mana beliau memilki sifat-sifat mulia sebagai seorang wanita, antara .lain:

~ MULIA NASABNYA.
~ CANTIK WAJAHNYA,
~ CANTIK AKHLAQNYA,
~ CERDAS AKALNYA,
~ KAYA RAYA.

Dan beliau juga digelari "Ath-Thaahirah" (wanita yg suci) sejak masa jahiliyah.

-- Keutamaan-keutamaan Khadijah -radhiyallahu 'anha- antara lain:

* Sebaik-baik wanita di dunia (pada zamannya).
* Allah dan malaikat Jibril berkirim salam kepadanya.
* Diberi kabar gembira bahwa sudah disiapkan istana dari mutiara di surga, yg mana tiada keletihan dan hiruk pikuk di dlmnya.

Tiada keletihan:

karena Khadijah sdh berletih2 di dunia dlm mengurus suami dan mendidik anak-anak.

Tiada hiruk pikuk:

karena Khadijah tdk pernah mengangkat suara melebihi Nabi selama di dunia, dan Nabi tdk pernah mengangkat suara untuk Khadijah.

-- Meskipun Khadijah telah wafat mendahului Nabi, dan Nabi juga telah menikah dengan beberapa wanita,

termasuk Aisyah -radhiyallahu 'anha-, tapi tetap tdk akan menggantikan dan menghapus nama Khadijah di hati beliau, karena:

* Khadijah adalah orang yang pertama beriman ketika orang lain belum beriman
* Khadijah membenarkan perkataan beliau ketika org lain mendustakan
* Khadijah membantu dakwah beliau ketika orang-orang menahan hartanya utk beliau

* Rasulullah diberi anugerah anak dari Khadijah (2 putra dan 4 putri)/Al -Qasim dan Abdullah,Zaenab,ummu kultsum,ruqayyah dan fathimah.

-- Bentuk-bentuk cinta Nabi kpd Khadijah stlh meninggalnya (yg mana hal ini sering membuat cemburu Aisyah) antara lain:

* Ketika menyembelih kambing, maka dagingnya dibagi-bagikan kpd shahabat-sahabat Khadijah
* Ketika menyedekahkan harta, dibagi-bagikan kpd shahabat-sahabat Khadijah
* Nabi menyambut tamu (seorang wanita tua) dg sangat istimewa hanya krn wanita tsb pernah mendatangi Nabi saat bersama Khadijah
* Nabi sangat bergembira ketika mendengar suara Halah (saudari Khadijah) krn mirip dg suara Khadijah
* Ketika melihat kalung Khadijah, Nabi menangis karena teringat dg istri tercinta beliau tsb.

-- Karena saking cintanya Nabi kpd Khadijah dan tdk mau menyakiti hatinya, maka selama menikah dg Khadijah (selama 25th), Nabi tdk berpoligami.

Wallahua'lam.

# Mudah-mudahan kita bisa meneladani Ummul Mukminin Khadijah -radhiyallahu 'anha-, terutama dlm sifat-sifat beliau ketika mendampingi Rasulullah -shalallahu 'alaihi wasallam- : kesabaran beliau, pengorbanan beliau, dsb.

aamiin...


From Ummu Farian Ida

Senin, 27 Mei 2013


Aku Cinta Rasul (Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Beliau adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau sangat dermawan, paling dermawan di antara manusia. Pada bulan Ramadhan, beliau lebih dermawan lagi, lebih kencang memberi dibanding angin yang berhembus.
Jika memilih urusan, beliau pilih yang paling mudah selama tidak melanggar syariat Allah. Beliau sangat menghindar dari dosa. Jika diri beliau dizalimi, beliau sangat sabar. Namun, jika hak Allah yang dilanggar, beliau sangat murka.
Sangat pemalu melebihi gadis pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, langsung terlihat pada raut wajahnya. Beliau tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau suka maka dimakanlah makanan itu. Jika tidak suka, maka beliau tinggalkan tanpa mencelanya.
(Sumber: HR. Al-Bukhari, no. 3549, 35554, 3560, 3562, dan 3563)
Bicaranya sangat fasih dan jelas. Beliau menguasai logat-logat bangsa Arab. Mampu berbicara pada tiap suku bangsa Arab dengan logat masing-masing suku.
Jika dimintai sesuatu, beliau tidak pernah menjawab, “Tidak.”
Beliau sangat pemberani. Berapa banyak para pemberani dan patriot yang jika bertemu beliau, mereka lari. Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika kami sedang ketakutan dan dikeppung bahaya, kami berlindung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tak satu pun yang jaraknya lebih dekat kepada musuh selain beliau.”
Beliau sangat jujur dan amanah. Sebelum diutus menjadi nabi dan rasul, beliau dijuluki “Al-Amin”. Al-Amin artinya “yang terpercaya”. Bahkan, musuh pun mengakui kejujuran dan amanahnya. Abu Jahal pernah berkata, “Kami tidak mendustakan dirimu, tetapi kami mendustakan ajaranmu.”
Beliau sangat tawadhu` dan jauh dari sifat sombong. Jika beliau datang ke suatu majelis, beliau tidak mau disambut seperti raja. Biasanya, jika seorang raja datang, orang-orang berdiri untuk menyambutnya. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ingin disambut seperti raja. Mari kita lihat, betapa rendah hatinya beliau.
Beliau biasa menjenguk orang sakit, duduk-duduk bersama orang miskin, memenuhi undangan hamba sahaya, dan duduk-duduk bersama sahabatnya.
Beliau sangat suka memenuhi janji, menyambung tali persaudaraan, paling penyayang, dan lembut terhadap orang lain, suka memaafkan, dan lapang dada. Terhadap pembantu, beliau tidak pernah membentak atau menyalahkan pekerjaan pembantunya yang tidak beres. Terhadap orang miskin, beliau cinta dan suka duduk-duduk bersama. Beliau menghadiri (pemakaman, ed) jenazah orang-orang miskin, dan tidak mencela orang miskin karena kemiskinannya.
Beliau senantiasa gembira, lebih banyak diam. Tawa beliau adalah dengan senyuman. Jika bicara tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras suaranya. Bicaranya jelas, bahasanya fasih dan mudah dimengerti.
(Sumber: Ar-Rakhiqul Makhtum, hlm. 489–493)
***
artikel muslimah.or.id
Disadur dari buku “Aku Cinta Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam“, cetakan pertama (Juni 2006/Februari 2007), Abu Usamah Masykur, Penerbit: Darul Ilmi, Yogyakarta.

Cemburu cantik

Seharusnya cemburu mu itu bikin kamu tambah cantik kawan...
jika ia melihat yang indah di luar sana... maka ketika ia pulang ke rumah mu.. kau lah yang diharapkan jadi keindahan di matanya...
jika melihat banyak wanita di luar sana tampilan penuh menggoda... maka seharusnya kau tampil menawan di hadapannya...
jika ia melihat ada wanita yang baik di,luar sana, maka seharusnya kau mempunyai kebaikan yang lebih baik darinya...

ahhhh kamu kan pecemburu..(.tak mengapa)
itu tandanya selalu ada persaingan dirimu dengan wanita di luar sana..
ehhh jika untuk kebaikan, kenapa kau tidak ikut bagian???
Lomba kebaikan merebut hati suami... (ahhhh jangan sampai ke samber orang..xixixixixi)

Dan Aisyah pun cemburu...

Simaklah ketika Aisyah berbagi kisah mengenai pribadi Juwairiyah, “Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena aku menduga Rasulullah shalallahu alaihi wassallam akan melihat sebagaimana yang aku lihat.”

Adapun pandangan Rasulullah shalallahu alaihi wassallam kepada Juwairiyah sehingga beliau melihat kecantikannya, hal itu karena Juwairiyah pada saat itu adalah seorang budak, seandainya dia adalah wanita merdeka, maka beliau shalallahu alaihi wassallam tidak akan melihat kecantikannya.. Lagipula diperbolehkan melihat wanita manakala bermaksud untuk menikahinya. Telah disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassallam memberi rukhsah untuk memandang wanita manakala bermaksud untuk meminangnya. Wallahua’lam.

Kisah cinta Rasulullah bersama Juwairiyah, salah seorang istrinya adalah kisah cinta yang disatukan hanya karena Allah, dan dipisahkan juga hanya karena Allah. Juwairiyah adalah wanita yang diberkahi, dan telah membuat Aisyah radhiallahu anha, istri kecintaan Rasulullah shalallahu alaihi wassallam merasa begitu cemburu. Namun kecemburuan Aisyah tidak sampai membuat ia berpaling dari Rasulullah dan menyimpang dari ajarannya.

 ** Disadur dari  “Mereka adalah para shahabiyat” karya Mahmud Mahdi al Istanbuli dan Musthafa abu an-Nashr asy-Syalabi. 

Copas From Qonita 99

Aneh aneh aja...

Ada hal hal yang lucu dan aneh ketika para tetangga di sekitar rumah mengetahui saya kembali menikah dengan pria yang telah beristri.

1 bulan taaruf, saya memang memutuskan untuk menikah atau tidak sama sekali kenal dengan calon suami
heheheh... karena saya tak mau buang waktu dan mempersilahkan setan masuk disela sela hati.

Alhamdulillah.. 4 November 2012, kami menikah dan tentunya bukan nikah siri ya??? kami menikah resmi melalui penghulu KUA Jakarta Utara, Akad nikah berlangsung di rumah saya di saksikan tetangga sekitar yang penasaran dengan calon suami saya, yang memang saya kabarkan ke mereka saya akan jadi istrinya yang ke 2... Wuahhhh gempar seluruh tetangga.. tapi it,s okey saya bukan tipe orang yang terlalu pusing dan saya suka kemudahan... Jika datang laki laki yang baik agama dan akhlaknya, saya ingin menikah dengannya sekalipun harus poligami.... apalagi poligami atas sepengetahuan istri pertama.Itu Mukjizat buat saya....

Tapi tetap saja hal hal yang lucu datang dari para tetangga
mereka memonitor rumah tangga kami
hahahaha... saya jadi mau ketawa terus mau bilang " Masalah buwat Loe???"
xixixixi...terus saya mau bilang ke mereka (hihihi nih mah dalam hati saja) GW WOW kan???? ga ada loh yang kaya gw... bisa menikah dengan pengajuan istri pertama ...(Astagfirulloh... aga sebel juga ngadepin koment diam diam mereka)

Yang lucu lagi... kami memang selalu mesra dan kompak di rumah hehehehe
terus mereka komentnya"aduhh ferna jangan punya anak ya... cukup yang  ada saja, ntar belum tentu awet'
Aduhhh Sok tau mereka ya... lahhh apa urusannya anak kami dengan khawatir mereka... mau juga suami kaleee yang lebih kerja keras nanti jika saya melahirkan  xixixixixixi.... anehhh anehhhh dehhh mereka

Minggu, 26 Mei 2013

Cinta Sejati... Cinta istri kepada Suaminya...(begitupula sebaliknya)

Sabtu, 25 Mei 2013

Saya dan kaka saya ikut kajian Dauroh Muslimah di mesjid Albarkah, Cilengsi
Bada Shubuh kami berangkat naik motor berdua menuju lokasi
Banyak ilmu yang saya dapat dari mendengar Ustadz Firanda & Ustadz Badrusalam
Banyak ilmu yang saya dapat dari melihat sekeliling saya
dan sekarang waktunya saya menuliskannya...setelah itu saya akan membaca tulisan tadi.

Kesimpulan dari kajian itu..
adalah bagaimana seorang wanita di dunia yang pasti menjadi yang Pertama dan Terakhir
sosok teladan kaum hawa sedunia ini selama dunia ini tetap ada
Siti Khadijah...
Tergetar sisi hati saya ketika mendengar "begitu Allah mencintai Siti Khadijah secara pribadi dari puluhan trilyun kaum hawa di bumi.. di sapa dan di sampaikan kepadanya, bahwa kelak Allah memberikan syurga untuk nya... " MasyaAllah.. belum kiamat terjadi, Allah telah "deposit pernyataan" itu kepada hambanya yang teristimewa dari kaum hawa"Siti Khadijah".
Sampai sampai Rasululloh pun..selalu .mengingat ngingat kebaikan Siti Khadijah selama menemani hidupnya.

Terukir sudah cinta sejati sepasang kekasih  
terpatri dalam diri.. sepanjang hayat terus membekas
cinta itu tak terganti...

Hufftt... Rasululloh juga manusia
sama seperti kita ..juga merasakan cinta
lalu kami kaum hawa sesudah Rasululloh tiada...masih ingatkah.. cerita cerita indah Teladan Umat Manusia
terutama tentang Cinta Rasululloh terhadap istrinya???

ehhmmm tentu semua istri ingin di cintai suaminya sepanjang hidupnya bukan???
Baik jika begitu., lalu untuk di cintai.. bukan kah ada perjuangan untuk memberi benih cinta, merawatnya, memyemaikan nya.. bahkan di tanamkan kembali benih cinta cinta di lahan yang lain lagi...mencambut rumput rumput liar , pemakan tanaman cinta..

Maka seharusnya seperti itulah seorang istri, untuk mendapatkan cinta suaminya..
Semoga kelak suami pun mencintai istrinya pula.....

Sabtu, 25 Mei 2013

# RENUNGAN BUAT KAUM ADAM #

Bismillaah ...

♥ ~» Wahai Lelaki, tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu.

♥ ~» Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya kau malu; jika tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.

♥ ~» Wahai Lelaki, tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu.

♥ ~» Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak.

♥ ~» Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.

♥ ~» Wahai Lelaki, tugasmu adalah memuliakah perempuan. Memuliakan, menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya.

♥ ~» Maka janganlah sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah Ibumu pernah menagihmu atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang?

♥ ~» Jangan pula merasa berat saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya?
Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu. Perisai api neraka tidak sebanding dengan apapun di dunia.

♥ ~» Wahai Lelaki, tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.
Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.

♥ ~» Wahai Lelaki,Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu; sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.

♥ ~» Hilangkanlah rasa sempitmu; niscaya Allah akan mencukupkanmu untuk mencukupi mereka.

♥ ~» Berlemah lembutlah pada mereka; niscaya Allah pun akan melembutkan mereka untuk berlemah lembut padamu.

♥ ~» Berbahagialah, Wahai Lelaki, jika demikian berat amanahmu di muka bumi; maka Allah pasti telah menyediakan tempat yang mulia bagi dirimu yang telah menjadikan perempuan mulia di sisi-Nya.

subhanallaah

♥♡ Salam Ukhuwah Penuh Cinta ♥♡

copad from istriku bidadari ku

Kamis, 23 Mei 2013

Pesta Ulang Tahun

Jangan keprok tangan untuk ku
ku takut esok hari  jari jari tangan mu memanggul keranda ku
Jangan kau minta aku minta tiup lilinnya
ku takut esok aku hadapi gulita
Jangan kau menyanyi "lagu ulang" tahun untuk ku
belum tentu tahun esok umur ku mengulang
Ucapan "Selamat Panjang Umur" dari mu...
belum  pasti kau bisa jamin panjang umur ku...

Perayaan itu... menakutkan ku
2 tahun yang lalu ku merayakan
ternyata kini aku sendirian
lilin yang kau tiupkan
kini gulita ku hadapi sendirian
Nyanyi "Ulang Tahun"
hanya berlaku 2 tahun saja mengulang
Ucapan "selamat panjang umur"
Nyatanya umurku tak panjang...

AHHHH kamu.... buat apa bikin pesta untuk ku!!
jika ternyata... pesta itu benar benar tak ada maknanya untuk ku!!

inspried from someone (Celebrity/Spiritual????)



Selasa, 21 Mei 2013

cinta...

Cinta... seharusnya di tempatkan yang terindah...
Dimanakah tempat terindah itu... bagi yang saling mengasihi??
Di rumahnya... seharusnya rumah laksana syurga di dunia
tempat berkasih sayang, berkumpul bersama orang orang yang di cintainya *************************************
Terlalu naif.... jika cinta hanya untuk sebatas mata saja
cinta seharusnya menujum kedalam jiwa
membahagiakan yang kita cintai ,menjaganya dan menemaninya sampai akhirat sana
bukanlah kematian yang memisahkan....
tapi akhlak kita terhadap yang kita cintai yang kan memisahkan
sepanjang hayat kita berlaku baik padanya,berharap semoga Rabb kita mempertemukan kembali bersama dengan apa yang kita cinta..
kau bersama apa yang kau cintai...
Bagaimana mungkin kau berkata aku mencintainya , tetapi akhlak mu tak baik padanya??

Cinta bukan sekedar di ucapkan saja...
lebih dalam maknanya .. jika kau dan orang yang di cintai selamat di dunia juga di akhirat sana..
Jika ingin seperti itu.. maka yang utama Cinta Pada Rabb yang utama..
karena hanya lewat CintaNya-lah... hidup di dunia juga di akhirat kelak... menjadi selamat




Kamis, 16 Mei 2013

Apapun kondisinya...
kita harus kuat melawan hidup..

Teringat kembali ke masa lalu...
Bagaimana akhirnya pengalamanlah yang mendewasakan saya
Sudah banyak isak tangis yang terurai dari mata ini...
tapi saya berusaha tetap yakin bahwa Rabb Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang...

Menikah atau tidak... bagi saya dulu seperti berjuang sendiri saja
tapi kini alhamdulillah... ada yang jauh lebih baik dari yang saya sangka...
ada teman sejiwa, kekasih hati yang menemani beratnya jalan kehidupan ini...

Suami sering kali mengingatkan...
semua memerlukan pengorbanan.... setelah nya imbalan di akhirat sana...


Sebenarnya... ada cita cita terpendam...
kelak suatu saat saya akan membagi...
membagi ilmu... itu yang saya suka
karena dengan membaca saja, tanpa di tuliskan.. rasa hanya sebagai hapalan saja
karena dengan membaca saja, tanpa melakukan rasanya seperti raga tanpa jiwa.
"memahami.. tapi tak coba di lakukan, jiwa tak akan hidup
membaca seharusnya menjadi jiwa...
banyak buku syarat makna.. 
tapi sayangnya tak banyak jiwa  mampu menembus batas kata kata sebagai hikmah sebagai pelita...

hati mu yang membacanya, pikiran mu yang ikut menelaahnya...
jadi membaca itu butuh keutuhan hati dan pikiran... agar tulisan yang terbaca menjadi bermakna..

kadang hati bisa menangis dalam diamnya membaca..
kadang kita dapat mengeluarkan suara tertawa dalam lucunya cerita...dalam sekumpulan kata
kadang jiwa merasa heroik, semangat karena tersentuh hikmah kalimat kalimat motivasi...

ahhhhh..... saya terlalu lebay  heheheh memaknai suatu tindakan 'membaca"
tapi sungguh .... membaca dengan hati, akan menyingkap rahasia makna yang berjuta juta..
kamu bisa bilang " Aaa.. Ha?? Saya tau!!
atau kamu bilang " Ohhhh gitu ya... (sambil berpikir)
intinya... membaca akan seru... benar banget, Jika Buku sebuah ilmu... maka membaca adalah kuncinya
Jika mba gogle sekumpulan ilmu... maka klik jari tangan mu, hadapkan mata mu ke mointornya, itu kuncinya
Jika Alam Sejagat Raya adalah ilmu... Maka AlQuran adalah kunci ilmu Nya....
Soo... cinta membaca = cinta pada ilmu = cinta kebaikan

Rabu, 15 Mei 2013

Manusia dengan ilmu...

Ehmm... manusia tak luputan dari kekurangan dan kekhilafan
maka yang harus di perhatikan dari dalam diri sendiri...tekad diri "mau kah kita selalu belajar???"

Sejatinya memang tak ada manusia yang sempurna..
tapi ikhtiar untuk menyempurnakan harusnya ada..
karena mencari ilmu, memperbaiki diri merupakan kewajiban setiap diri...
walau terkadang pahit... tapi yakinlah ilmu itu untuk kesembuhan.& kebaikan.
kesembuhan jiwa atas kerdilnya pemahaman akan kebesaran Rabb kita
kebaikan pemahaman  bahwa sesuatu yang terjadi ada awal dan akhir... dan segala sesuatunya milik Allah dan akan kembali pada Allah...

Jika ilmu Tauhid itu selalu kita pelajari
insyaAllah dengan sendirinya ilmu ilmu yang di bawahnya ...ilmu urusan dunia akan mudah kita pahami..
insyaAllah pula ilmu itu yang akan menerangi mu berjalan dimana saja kamu berada... dan pegang ilmu itu dengan takwa di mana saja.... 
tentunya kau makin bersinar... makin bijak makin berkualitas...dan semoga dengan ilmu kita menjadi sebaik baiknya manusia... menjadi manusia yang bermanfaat ....

Jumat, 10 Mei 2013

Karunia Ta 'adud




"Tidak kah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukan untuk (kepentingan)mu, apa yang ada di langit dan yang di bumi dan untuk menyempurnakan untuk mu nikmat-Nya lahir dan bathin ( Luqman/31;20)


Sesungguhnya ayat tersebut menggetarkan sisi bathin saya...
Yang Di langit ..bahwa Allah telah memberikan kasih sayang Nya yang terbesar di dalam hidup saya.
Yang di bumi.. Kaka (istri lebih dulu dari suami saya)  memberi & mengikhlaskan seseorang yang di cintainya untuk saya cintai..
yang di bumi... seorang laki laki yang kini menjadi suami saya... begitu menyayangi saya dan keluarga saya

untuk menyempurnakan nikmat lahir bathin saya... menjalani hidup tanpa seorang diri lagi...
ada kawan sejati... ada kekasih hati...

Cerita poligami

Bismillah....

Mudah mudahan Allah hapuskan niat tuk ujub dan riya di dalam hati...

Bismillah...
Poligami atau ta adud yang saya jalani... saya katakan suatu mukjizat dan karunia Allah buat saya...
bisa anda bayangkan.... ketika semua wanita menolak syariat itu...
Kawan adik  saya yang kini jadi kaka saya sekaligus istri pertama dari suami...mengajukan niatnya untuk mengajak saya tuk merasakan kebahagiannya pula (kebahagian rumah tangganya) dalam rangka mengharap Wajah Allah  Azza Jalla... Meraih Kebaikan di sisi Allah.... Masya Allah..saya bersujud syukur... saya di pilih istrinya... bukan merebut suaminya, jelas itu suatu anugrah karunia Allah yang teramat besar bagi saya.

Bagaimana mungkin mereka menyebut saya... mengambil suami orang lain??
Kalaupun poligami terjadi adalah karena keinginan kami semua berbagi dalam kasih sayang Rabb kami.

Saya pribadi... mengakui ketidakmampuan saya melayani suami setiap hari dengan segala kebaikan yang harus seorang istri persembahkan kepada suami,karena alasan tersebut saya memilih ta adud, agar kelak pernikahan benar benar menjadi ladang pahala buat diri sendiri dengan waktu, kemampuan dan kapasitas diri.

Jadi andai saja wanita mau membuka hati dan jiwanya...
bahwa tidaklah Jin dan Manusia tidak di ciptakan untuk beribadah yang sebenar benarnya pada Rabb kita,
maka poligami juga merupakan syariatNya..lalu kita membeda - bedakan ???
lalu kami mengaku akan benar benar beribadah dengan cara yang sebenarnya... menafikan poligami itu??

Wahai pria... andai kalian mengerti juga
poligami tak pantas di hargai murah...
jangan lah melihat kecantikan sesaat saja...
pilih lah wanita yang membuat dirinya (istri) , diri mu nyaman
sebab... memegang kendali dua perahu.. haruslah di bantu navigator yang bisa kau andalkan
disaat kau lemah, di saat kau jauh... di saat kau jatuh...

periksalah akhlaknya... cita cita hidup nya, impian impian hidupnya
adakah ia membuat mu akan bertambah baik atau semakin terpuruk???
insyaAllah... jika kau lihat itu baik, insyaAllah pula kecantikannya dapat terlihat...

Dan untuk wanita yang telah di nikahi lebih awal...dan juga yang setelahnya
berprasangka baik saja pada Allah Azza Jalla
kesabaran nu, pengorbanan mu mengharap balasan Rabb mu... di jadikan  kami kami di dunia istri istri yang muda, lagi cantik jelita tanpa hasad, dengki cemburu karena Allah telah meghilangkan yang buruk buruk di diri kami... di dalam indahnya syurga... di dampingi kekasih hati waktu di dunia..... ahhhhh... terasa indah bukan...

Dan ingat Janji Rabb mu pasti!! Dia lah sebaik baik pemberi janji..



Kamis, 09 Mei 2013

Jadikan aku yang ke 2 karena Allah...sayang ku...

Bismillah....

aku mencintai mu karena Allah....
jika dulu nafsu semata... mungkin inginnya aku sebelum menikah dengan mu 
berlama lama ta'aruff yang berisiko pacaran dengan mu nantinya.
tapi aku takut....
aku ingin kepastian cinta yang halal...
yang kelak ketika kau menyentuh ku...tanpa ada ketakutan akan dosa...
lalu aku percepat keputusan ku... dalam sebulan kau siap menikah atau tidak sama sekali!!
bagi ku ..aku percaya bahwa cinta akan timbul dengan sendirinya seiring kau menjaga cinta kepada Rabb
maka ku yakin kau mencintai ku dan aku pula menyintai mu...(karena Rabb kita)
ya... seperti kata kawan ku...
jodoh memang telah di takdir.. tapi kita harus menjemputnya dengan doa dan ikhtiar..
sebab hanya dengan pernikahan yang dapat menyempurnakan separuh agama... dan dengan pernikahan semoga diri menjadi berkilau...

kau harus pandai merawat diri kawan...
sebab mata adalah kelemahan sang pangeran...
jika kau tak berkilau...
bagaimana jiwanya dapat memandang mu kawan..

kau harus membenahi diri kawan..
sebab jiwanya..tak mudah kau genggam
kadang ia seperti anak kecil yang selalu ingin di mengerti
kadang ia ingin menjadi seorang pemimpin yang di hargai
kadang ia ingin kita menjadi sahabat dalam sedih
kadang ia butuh kawan tuk berbagi
kadang ia ingin seperti raja.. tuk memiliki, memerintah kami
kadang ia ingin menjadi kekasih hati..
ahhh.... rumit dan terlalu banyak yang harus di perankan...
tapi mengingat balasan Illahi... layak di perjuangkan bukan???

Senin, 06 Mei 2013

soal hati tiada yang tau....

soal hati tiada yang tahu...
percayakan kepada yang memegang "hati"
bukan urusan kita untuk mengetahui dalamnya hati..
sebab hati selalu berubah ubah jika tak di pandu akal..

tak akan kau bisa menjangkau dalamnya hati
jangan di paksakan..itu bukan area mu..
akan lelah hati mu... menjangkau dalamnya hati seseorang
biar saja percayakan pada Rabb mu...
sejauh kau menjaga hati dengan Rabb mu....
maka biar saja Rabb mu yang mendekatkan hatinya kepada hati mu...

Minggu, 05 Mei 2013

Monopoli Cinta

Bismillah...

ada beberapa komentar ke saya... "ahhh tepena mah enak,menjadi yang ke dua, coba jadi yang pertama??
ehhmmm... oke kali ini saya berbagi lagi...
begini rumusannya ya...
jika kita di beri oleh tangan pertama maka tangan kedua yang menyambutnya...
nah ketika si tangan pertama memberi, sebenarnya tangan kedua pun menahannya agar tak jatuh
lalu di bawanya bersama sama....
ehhh... lalu komentar tersebut tidak selalu benar...
karena pelaku poligami haruslah sama mentalnya... bersamaan belajar ilmunya...
jika tidak... naudzubillah... salah seorang dari kita terancam akan buruk perilakunya
yang monogami saja belum tentu baik... jika tak berusaha mencariilmu untuk perbaikan rumah tangganya
lalu kami nekat... tak berusaha pula.... ahhh ga lah!! masa kami berlaku bodoh pada diri sendiri
enak atau tidak enak nya kita memandang hidup... adalah tergantung kacamata apa yang kita gunakan bukan??

intinya... suatu saat saya pasti berbagi..
saya yakin ada teman teman saya yang dilema mencintai lelaki yang telah  beristri
atau laki laki yang telah menikah juga merasa jatuh cinta pada wanita lainnya...
jika keduanya berniat baik... berusaha memperbaiki... salahkan poligami???
apakah Rabb kita menyebutnya itu haram???
mengapa kami tak boleh mencintai... jika kami berusaha menjalankan cinta dengan syariat ???..
karena kau mencintainya, karena dia mencintainya... lalu cinta memonopoli???
bukan kah hak memonopoli cinta adalah hak prerogatif Allah.??..
yang memegang jiwa, yang mememegang hati...

cinta yang ada hanya pada kasat mata saja...
kadang membuat sakit di dada..
cinta yang menjulang karena Rabb mu
maka cinta di beri rasa cerdas.. di beri rasa lapang..
dalam pahitnya pun... hati mu masih bisa berkata"inilah kebaikan Rabb ku"

ingin di cintai...

dia menegur ku dengan cara yang halus sekali
di minta aku membacanya selembar kertas isi hatinya...
jika dulu untuk memikat hatinya.. aku bersolek, menampilkan wajah yang merona
kini kesibukan membuat ku lupa..
ia merindukan wajah itu katanya....
ehhhmmm.... sejenak berpikir, meniatkan kembali
aku ingin "merona" lagi....
karena aku mencintai mu dan ingin di cintai mu....

Sabtu, 04 Mei 2013

ku simak ketika suami menjelaskan sesuatu kepada ku
tiap kata katanya ku dengar kupahami satu persatu dalam perlahan lahan
karena aku yang paling banyak protes pada tiap sesuatu yang mengganjal di hati
dalam sabarnya ia menjelaskan padaku... ku tau ia seorang penyabar
dalam tenangnya ia menjelaskan pada ku dengan rincian yang masuk akal
ku tau ia seorang yang pandai...
dalam kerendahan kadang ia mengungkapkan 'ketidak pahamnya tentang yang ku tanyakan
ku tau ia seorang yang bersahaja..
tak bermaksud mengkultuskannya..tapi aku berpikir...'ternyata aku sudah punya guru yang mengajarkan ku"

Jumat, 03 Mei 2013

Menulis,Membaca, Mendengar dan Memandang

saya senang menulis
saya cinta membaca
saya senang menyimak
saya suka memandang...

Menulis, Membaca,Mendengar dan Memandang.

ketika apa yang ada di hati dan pikiran di aliri gambaran hidup yang telah di amati
maka menuliskannya adalah tumpahan air bathiniah yang mengalir dari upaya mencari hikmahnya
buat jiwa yang tak mengenal makna
maka terasa sulit 'menyentuh"nya
bahkan jiwa harus berani merasakan segala rasa
untuk merasakan "esensinya"

airmata dalam diam
menahan sesaknya rasa pahit di dada
atau...
senyuman di bibir tanpa suara
bahagia memaknainya karena ini anugrahNya

atau diam dalam berlepas dada
menerima apa yang tak sanggup di maknanya
berharap kelak Rabb memberitahukan dirinya suatu saat..

maka menulis, membaca, mendengar dan memandang
laksana.... teman perjalanan mencari "eksistensi diri"

berbagi rahasia...

Bismillah...

Baik saya akan sedikit berbagi .. tentang sedikit rahasia poligami
ijinkan saya berbagi atas keterbatasa ilmu dan amal saya..
setidaknya yang sedikit ini bisa bermanfaat kelak...walaupun manfaatnya hanya sedikit saja..

Dalam poligami..
Menurut Islam di batasi 1 suami untuk 4 orang istri,
tapi menurut saya melihat situasi kondisi dan tanggung jawab
idealnya sejujurnya hanya 1 suami untuk 2 istri
mengingat kondisi fisik suami, tanggung jawab menafkahi lahir bathin dan perhatian pada istri dan anak anak pada keduanya..
maka 2 saja cukup... tapi jika para suami tak siap belajar  berlaku adil, maka 1 istri saja lebih baik.

Bagi para istri... sebaiknya pandai menyimpan rahasia rumah tangganya kepada istri lainnya
mengingat perasaan masing masing yang mencintai orang yang sama akan berpotensi ada gesekan di keduanya....

tak perlu di antara istri menyebut nyebut perlakuan suami mereka kepada diri mereka masing masing.
karena perbedaan perlakuan suami biasa menyesuaikan kondisi masing masing rumah tangganya
jadi... sebaiknya untuk para wanita yang akan ta adud atau sudah ta adud sebaiknya pandai menyimpan rahasia rumah tangganya..

berlaku baik dan berupaya terbaik dalam rumah tangganya itu saja cukup untuk meng idealkan rumah tangga yang ta adud, tentunya sesuai SyariatNya..

jadi pandai pandai lah engkau menyimpan rahasia...
jika kau buka ..kau bisa membuka peluang gesekan hati
dan setan senang bermain main dengan "gesekan hati"

suami ku.., ya guru ku..

aku senang belajar..
dan alhamdullillah.. sekarang aku memiliki guru pribadi
siapa ya ??? hehehe... tentu suami ku-lah
aku senang bertanya..
jika jawabannya aku masih merasa ragu
aku tanya lagi sampai aku paham maknanya
maka aku akan bertanya hal yang lain lagi..

jika aku tak mengerti
selalu aku minta penjelasan /analogi yang lebih logis lagi
walaupun inti sarinya mungkin saja sama
karena penyajian kata yang kadang aku belum paham
maka aku selalu bertanya lagi
dan suami sabar dalam menjawab pertanyaan ku
ehhhmm.. senangnya

JIKA TERJANGKITI SINDROM PRA NIKAH, KARENA FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL.




I. MENGIKHLASKAN NIAT

Niat
merupakan titik awal
dilakukannya suatu perbuatan.

Lurus
atau tidaknya
niat pada fase awal pernikahan
sangat berpengaruh pada kokoh
atau tidaknya bangunan rumah tangga.

.

Bangunan pernikahan tipe “SAMARA”

perlu pondasi niat lurus yang kokoh,

pilar-pilar keikhlasan
agar selalu tegar dan tegak berdiri,

tembok dari ketakwaan
yang dapat membentenginya dari serbuan hawa nafsu,

dan
puncak atap yang tersusun dari keinginan bertemu wajah-NYA di surga Al-Firdaus Al-A’la.

.

Dengan
memahami
hakikat inti pernikahan,
tiap individu hendaknya mencoba bertanya
pada diri sendiri, kemudian menjawab dengan hati nurani,

.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
❶. Apa sebenarnya tujuan pokok saya menikah ?
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Apa hanya semata – mata
memuaskan hasrat kodrati yang manusiawi ?
atau
melaksanakan sunnah ?
atau
dalam rangka menjaga kemaluan dan pandangan…
atau
dibumbui beragam tendensi duniawi lainnya ?

.
Tentunya
akan didapat
berbagai macam
versi jawaban sesuai dengan individu itu sendiri,
namun
jawaban yang paling hakiki
akan bermuara pada satu kalimat pungkasan

“menggapai Ridha-ILAHI sebagai salah satu usaha menuju kenikmatan surgawi nan abadi, melalui ikatan pernikahan yang suci”.

.
Pada
jawaban ini
terkandung manifestasi
dari tujuan diciptakannya manusia di muka bumi,
yakni
untuk beribadah kepada-NYA.

Oleh
karena itu,
dalam pelaksanaan
segala amalan yang kita kerjakan
tentulah akan berpulang pada tujuan awal ini.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan AKU tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU.” ___ (Qs. Adz-Dzariat - 56)

.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
❷. Apakah langkah yang harus saya tempuh untuk meraih tujuan yang paling tinggi dari pernikahan itu sendiri ?
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Apa
harus benar – benar
mendapat pasangan yang kaya terlebih dahulu,
atau
yang semata karena punya keelokan rupa,
atau
dari keluarga berada..atau..dan atau..

Andai seseorang
berlomba-lomba menetapkan kriteria tinggi
guna kepentingan ukhrawi tidaklah mengapa,

namun
jika berlomba-lomba
kriteria duniawi yang tinggi…
maka itulah sumber awal masalahnya.

.
Saudaraku,
apa karena istri anda kurang cantik,
atau tidak sempurna dalam pandangan anda…
lantas anda menelantarkan dan ingin meninggalkannya
karena sukar mencintainya ?

.
Saudariku…
apakah karena suami anda
kurang kaya dan punya beragam cela…
maka anda sulit menghargainya ?

Lalu untuk apa sebenarnya cita-cita klimaks
dan
tujuan inti anda menikah
ya Akhi alhabib dan Ukhti alhabibah ?

Yakni
untuk bertemu wajah-NYA di surga,
karena kita berharap surga menjadi tempat hunian
yang kekal setelah kematian kita.


II. MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN ILMU
══════════════════════════════

.
Ketika sauh bahtera dua jiwa diangkat,

bahtera pun mulai berlayar
dari dermaga cinta mengarungi samudera
rumah tangga menuju tempat akhir yang penuh bahagia.

Dalam
perjalanan jauh
yang harus ditempuh bahtera,
pasti seringkali dijumpai berbagai rintangan problematika

yang datang silih berganti,

sehingga diperlukan
bekal ilmu yang cukup
untuk menghadapi problematika ini.

.

Ada banyak disiplin ilmu
sebelum nikah yang harus dipelajari.

.
Maka
pelajarilah ilmu wajib
yang memang harus dikuasai
masing-masing individu
(seperti tauhid dan fiqh amal sehari-hari)
dan ilmu yang paling urgent dipelajari terlebih dahulu
untuk masuk ke gerbang pernikahan.

.
Adapun
disiplin ilmu yang lain
dapat dipelajari seiring waktu berjalan, Insya ALLAH.

.
Artinya,
tiap individu
menetapkan skala prioritas
tentang apa sajakah ilmu yang mendesak
untuk dipelajari terlebih dahulu sehubungan
dengan kondisinya yang akan menapaki tangga pelaminan.

.
Contoh ilmu yang urgent dipelajari sebelum pernikahan,

belajar tentang
bagaimanakah tata cara pernikahan yang syar’i
dan seluk beluk hukum pernikahan
beserta adab malam pertama,
mempelajari hak dan kewajiban suami istri
beserta pernak – perniknya, dsb.

Baik
juga kiranya
untuk berdiskusi
dan menimba ilmu rumah tangga
dari berbagai pihak
yang sudah makan banyak asam garam
dalam mengayuh biduk rumah tangga.


III. MEMPERSIAPKAN MENTAL
═════════════════════

.
Hidup ini
sebagaimana
digambarkan dalam
sebuah adage (peribahasa) lama yang berbunyi :

“Hidup bukanlah sebagaimana ranjang yang bertabur bunga mawar.” __ ( Latha’if Al-Ma’arif) __

.

Begitu juga
dengan pernikahan yang dijalani pasutri.

Artinya,
pernikahan tidak hanya
bertabur dengan keindahan dan romantika cinta saja.
.
Akan
jauh lebih baik
jika tiap diri tidak berlarut-larut
dalam lamunan semu romantisme pernikahan belaka.
.
Wajar
jika akan ada
saat suka dan bahagia datang menyapa,
dan akan tiba pula saat duka nestapa melanda.

.

Jikalau
goncangan
demi goncangan
hanya dihadapi dengan keluhan,
sikap lemah, dan jiwa yang rapuh…
bukan solusi yang akan didapat,

namun
malah petaka yang kian mendekat.

Maka dari itu,
sedari dini persiapkanlah diri
untuk bersikap tegar, teguh, tabah
dan berpikirlah “dewasa”yang dilandasi
dengan ilmu agama
,
ketika
badai ujian
menerpa bahtera rumah tangga,
meskipun terkadang hantaman realita
begitu membuat jiwa terasa menderita

IV. MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN ILMU
══════════════════════════════

.
Ketika sauh bahtera dua jiwa diangkat,

bahtera pun mulai berlayar
dari dermaga cinta mengarungi samudera
rumah tangga menuju tempat akhir yang penuh bahagia.

Dalam
perjalanan jauh
yang harus ditempuh bahtera,
pasti seringkali dijumpai berbagai rintangan problematika

yang datang silih berganti,

sehingga diperlukan
bekal ilmu yang cukup
untuk menghadapi problematika ini.

.

Ada banyak disiplin ilmu
sebelum nikah yang harus dipelajari.

.
Maka
pelajarilah ilmu wajib
yang memang harus dikuasai
masing-masing individu
(seperti tauhid dan fiqh amal sehari-hari)
dan ilmu yang paling urgent dipelajari terlebih dahulu
untuk masuk ke gerbang pernikahan.

.
Adapun
disiplin ilmu yang lain
dapat dipelajari seiring waktu berjalan, Insya ALLAH.

.
Artinya,
tiap individu
menetapkan skala prioritas
tentang apa sajakah ilmu yang mendesak
untuk dipelajari terlebih dahulu sehubungan
dengan kondisinya yang akan menapaki tangga pelaminan.

.
Contoh ilmu yang urgent dipelajari sebelum pernikahan,

belajar tentang
bagaimanakah tata cara pernikahan yang syar’i
dan seluk beluk hukum pernikahan
beserta adab malam pertama,
mempelajari hak dan kewajiban suami istri
beserta pernak – perniknya, dsb.

Baik
juga kiranya
untuk berdiskusi
dan menimba ilmu rumah tangga
dari berbagai pihak
yang sudah makan banyak asam garam
dalam mengayuh biduk rumah tangga.



V. MEMBENAHI DIRI DALAM HAL KUALITAS KESHALIHAN
═══════════════════════════════════════════

.
Pada
dasarnya
pembenahan diri
mutlak dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Akan tetapi,
pada konteks bahasan kali ini,
pembenahan diri yang dimaksud
adalah pembenahan diri sebelum menginjak pernikahan.

Suatu contoh
wujud pembenahan diri,
--dalam rangka usaha mendapatkan pasangan idaman sesuai impian, jika mungkin yang shalih/shalihah lagi rupawan dan “hartawan”--
adalah
mengupayakan
peningkatan kualitas
keimanan dan keshalihan diri kita sendiri.

.

ALLAH - سُبحَا نَهُ وَتَعَالَى - berfirman,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” (Qs. An–Nur: 26)

.
Sebab
ayat ini turun
berkenaan dengan bantahan
dari sisi ALLAH mengenai tuduhan dusta
atas perbuatan zina yang dilakukan
oleh ‘Aisyah dan Shafwan ibn Mu’aththal As-Sulami - رَضِيَ اللٰهُ عَنهُمَ - , yang terkenal dengan peristiwa “Al-Ifk”.

ALLAH berkehendak
untuk menyucikan dan membersihkan
tuduhan tersebut dari ‘Aisyah dan Shafwan ibn Mu’aththal As-Sulami - رَضِيَ اللٰهُ عَنهُمَ - ,

bahwa
mereka berdua
tidaklah berzina sebagaimana yang dituduhkan.

Oleh karena itu,
mayoritas ahli tafsir
menafsirkan kata Al-Khabits dan Ath-Thayyib
lebih mencakup pada baik dan buruknya perkataan.

Akan tetapi,
di dalam Kitab Zadul Masir,
ditafsirkan bahwa yang dimaksud
Al-Khabits dan Ath-Thayyib
bukan hanya mencakup orang yang memiliki kebaikan
atau keburukan dalam perkataan saja,
tapi juga mencakup sisi amal perbuatan.

والرابع; الخبيثات من الأعمال للخبيثين من الناس، والخبيثون من الناس للخبيثات من الأعمال…. وكذلك الطيبات…..

2:“….Keempat: wanita-wanita yang berbuat keji diperuntukkan bagi para lelaki yang berbuat keji, dan laki-laki yang melakukan perbuatan keji pun diperuntukkan bagi wanita-wanita yang berbuat keji pula. Begitu juga dengan wanita-wanita yang beramal baik (maka wanita-wanita yang beramal baik ini diperuntukkan bagi para lelaki yang beramal baik dan sebaliknya, --pen. )…” __ (Zadul Masir) __

.
Kadangkala
timbul persepsi
sebagian orang mengenai
kelaziman (konsekuensi) mutlak Qs. An–Nur: 26,

bahwa
jikalau kita
beranggapan bahwa
diri kita belum begitu baik,
maka jodoh kita tidak akan begitu jauh
kualitas agamanya dengan diri kita,
minimal setingkat dan semisal
dengan kita dalam level kualitas agama.

.
Di satu sisi
kita sadar diri
bahwa kita masih sangat
kurang tingkat keshalihannya,

namun
di sisi lain
kita juga menginginkan
pasangan yang kadar takwa,
keshalihan, dan ilmunya dianggap jauh lebih tinggi dari kita.

.
Berpatokan
dengan kondisi tersebut,
kita merasa tidak mungkin dan seolah-olah mustahil
untuk
mendapatkan pasangan
yang berkualitas seperti mereka…
ibarat si cebol yang merindukan bulan.

Apakah mutlak selalu demikian keadaannya ?

Kalau
memang benar
kita bisa mendapatkan
pasangan yang dianggap bermutu tinggi,
seringkali justru kita yang merasa tidak sepadan
dan kurang pantas bersanding dengan orang seperti itu,
karena terjadi ketimpangan dalam kadar keshalihan.

.

1.__

Andaikata
perkaranya berhenti
pada pilihan kata “mungkin” atau “tidak mungkin”
Al-Khabitsah mendapatkan Ath-Thayyib dan sebaliknya,

maka jawabnya adalah mungkin.

Ayat tersebut
hanya menekankan
perkara hukum yang bersifat mendasar,
yakni bersifat aghlabiyyah (sebagian besar/mayoritas) dan aulawiyyah (lebih-lebih).

Akan tetapi,
dalam ayat tersebut
tidak terkandung makna yang mutlak
bahwa
seseorang yang shalih
pasti akan mendapat pasangan
yang sekufu (sederajat) juga dalam tingkat keshalihannya.

Bisa saja
terjadi pengecualian
dari kaidah dasar tersebut
jika memang ALLAH menghendaki
dengan segala keadilan, kehendak, kuasa
dan hikmah yang ALLAH miliki.

..

2.__ __

Subhanallah,
begitu mengherankan
tatkala mendapati orang yang perasaannya
“menolak” dengan halus datangnya kebaikan
bagi dirinya lewat perantara keshalihan pasangan.

Manusia
memang diberi
perasaan tingkat tinggi
untuk melengkapi kinerja akal,
sehubungan dengan kedudukannya
sebagai khalifah di muka bumi.

Akan tetapi,
bukan hal yang baik dan bijak
jika tiap kejadian hanya dipahami
dan dihukumi melalui perspektif perasaan saja.

Duhai jiwa,
sesungguhnya ALLAH
memberi petunjuk
pada siapapun yang DIA kehendaki,
dan lewat jalan yang DIA kehendaki pula.

Alih-alih
larut dalam
perasaan minder “tidak level“,

bukankah sebaiknya

langkah pertama_
yang kita ambil adalah bersyukur dan berbahagia ?
Tidak semua orang bisa mendapat anugrah seperti itu, kita justru yang sudah meraihnya malah menyia-nyiakannya.

Langkah kedua,__
buka pikiran positif
dan cerna baik-baik hikmah
yang terkandung dalam peristiwa itu,

karena
mungkin ALLAH
berkehendak membuat diri kita
yang sekarang jauh lebih baik dari kita yang dahulu
melalui perantara pasangan kita.

Maka
bergegaslah
untuk menyongsong anugrah tersebut
dan segeralah menyamakan level !

Bukan hanya
untuk mendapatkan pengakuan manusia
karena malu tidak se-level,
namun karena mengharap bertemu wajah-NYA di surga
(merubah diri yang didasari ikhlas karena ALLAH semata, bukan karena mendahulukan ridha manusia).

VI. MELENGKAPI BEKAL YANG LAIN SEBELUM MENIKAH
═══════════════════════════════════

Ketika kita
mendengar kalimat
“perbanyaklah bekal sebelum menikah”,

mungkin yang akan
terbayang di benak kita
adalah bekal berupa pundi-pundi harta.

Ini
bukanlah
bekal tambahan hakiki
untuk menghadapi pernikahan,
meskipun tidak bisa dielakkan bahwa materi itu
juga penting sebagai salah satu bekal dasar menuju pernikahan.

Manakala
ilmu tentang
kehidupan rumah tangga
sudah dipelajari sebagai bekal,
maka bekal lain yang sangat penting
dimiliki oleh calon pasangan pengantin
adalah bekal ketakwaan.

Bekal ketakwaan ini
bukan saja khusus ditujukan
bagi yang sedang mempersiapkan mahligai rumah tangga,

namun
memang harus
dimiliki oleh setiap muslim
dan muslimah siapapun dia,
kapanpun jua, dan di manapun ia berada.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada ALLAH dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya ALLAH memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati ALLAH dan Rasul-NYA, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” __(Qs. Al-Ahzab 70-71)__

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

“…Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya ALLAH mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-KU, wahai orang-orang yang berakal.” __(Qs. Al-Baqarah 197)__

.

Telah
disinggung
di ulasan sebelumnya,
bahwa bangunan pernikahan
bertipe “SAMARA” (Sakinah, Mawaddah wa Rahmah)
memerlukan dinding kokoh
dari ketakwaan yang dapat membentengi hati
dari serbuan hawa nafsu.

Dengan
adanya ketakwaan inilah,
masing-masing pasangan akan berusaha
mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya tentang hak,
kewajiban, dan bagaimana adab berinteraksi dengan pasangan.

Ketakwaan ini pulalah
yang sanggup mengendalikan diri
dari hawa nafsu yang buruk,
yang bisa menghancurkan diri,
rumah tangga,
bahkan agama.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=468203799910762&id=100001634392472&p=0&refid=52

diam bahasa rahasia...

Diam saja... ketika ia banyak berbicara...
satu persatu aku berusaha pahami alur pikirannya
dalamnya niat di hati... aku tak pernah tau...

aku tak bisa banyak bicara padamu..
jika tentang dalamnya hati... lebih  baik ku simpan saja sendiri..

kau tak perlutau semua  isinya hati ku
sebab tak mungkin semua rasa... ku ceritakan pada mu

Kamis, 02 Mei 2013

Bismillaah ...

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI,

darimana kita belajar IKHLAS?

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD,

darimana kita belajar SABAR?

Jika setiap doa kita terus Allah KABULKAN,

bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR?

Seseorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata,
Seseorang yang taat pada Allah, bukan berarti tidak ada kekurangan,
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa susah,
Biarlah Allah yang Maha Berkuasa sepenuhnya atas hidup kita, kerana Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN

Ketika usahamu dinilai tidak penting sama sekali, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEIKHLASAN

Ketika hatimu terluka yang sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMAAFAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETENGGUHAN
Ketika kamu harus mengeluarkan harta yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Kerana kamu sedang menimba ilmu KEHIDUPAN

TUHAN menetapkan di “tempatmu” yang sekarang, bukan kerana “KEBETULAN”
Orang yang IMAN YANG HEBAT tidak dididik melalui kemudahan, kesenangan, dan kegembiraan..
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TENTANGAN & AIR MATA.

♥♡ Salam Ukhuwah Penuh Cinta ♥♡ Copas from Istri ku Bidadari ku