Rabu, 30 Januari 2013

ahhhh... aku lupa!!

ahhhh rasanya membingungkan...
aku sedang sensi nihhh...
perasaan itu datang dengan kegalauan..
ihhh... kenapa ya seperti ini???
aku berusaha tenang dalam diam bercampur sedih
uhhhh mau menangis... 
ahhhh cinta... mengapa seperti ini???
seperti pacaran saja???
ya... aku kan baru mengenal mu...
seperti mimpi... sebulan mengenal mu  lalu menikah
rasa tak percaya..
kadang terasa masih saja terbawa aku seperti dulu..
semua bisa sendiri...
hihihihi...aku lupa... aku sudah menikah kan ya?? (cubit cubit pipi sendiri#) 

Sabtu, 26 Januari 2013

my friend....rika


in accounting office...at gren alia prapatan hotel

fitrah

tak ada penolakan untuk suatu kebenaran
apapun yang kau hadapi jika suatu kebenaran ya jalankan!!
itu saja dulu... ucapan ini sering diulang ulang untuk mengingatkan jiwa ketika hendak ingin sombong.

wanita tak kan pernah mengetahui fitrahnya, jika ia tak mau menundukan nafsunya, jika tak sadar akan lemah akalnya, lemah fisiknya..lemah perasaannya..Tundukan jiwa mu, bahkan sesekali harus kau paksakan..
karena memang kebenaran yang datang dari Rabb mu.. apa yang bisa kau tolak???
jika kita menolak  adalah buah kesombongan kita, lalu masih pantaskah kita berbusung dada pada yang menciptakan kita???.

Gunung tak kan bisa kau dekap, lautanpun tak kan mungkin kau arungi
bicara real saja, wanita masih punya banyak kelemahan.. maka kita yang harus paling banyak memohon kekuatan... kekuatan hati, kekuatan jiwa, kekuatan akal... tambahkan mohon kecerdasan karena kami memiliki kebengkokan akal yang menyebabkan bengkoknya akhlak kami....

kecerdasan wanita..ada  pada wanita yang mengenal fitrahnya..

Jumat, 25 Januari 2013

Ayukkk menikah...

Saya rasa cukup sudah.. usia 30 tahun ..awal wanita mulai memijakan kakinya mau ke arah yang mana yang pastinya akan ia jalaninya.. 
Pembelajaran sepanjang hidup.. mendewasakan setiap keputusan yang menyangkut hidupnya..
dan setiap wanita berhak menentukan apa yang di yakininya benar..

Disini pentingnya tauhid dan akidah.. sumber pembentukan karakternya
sebab kuat dan lemahnya akidah akan mempengaruhi keyakinannya dalam menjalani hidupnya..
Ada yang merasa sukses di karier adalah puncak kebahagian
lalu lahir lah wanita wanita dengan paham feminisme dan menuntut persamaan gender dalam segala bidang..
ya... terserah..
karena umumnya , wanita yang menganut paham ini.. jomblo is the best..meraih pahala tanpa menikah juga bisa kan??

kemarin saya protes dalam hati pada ungkapan seperti itu!!
kenapa saya protes??? 
bahwa wanita ketika menikah = menyempurnakan ibadah untuk seorang laki laki (suaminya)
bahwa wanita ketika menikah = menjadi ibu sekaligus istri, yang menjadi wahana meraih pahala kebaikan kelak ketika di hisabnya
bahwa wanita ketika menikah = mendapat kasih sayang cinta kasih perlindungan dari laki laki , dan itu sudah fitrah yang diberikan Allah.

Sungguh menikah itu rahmat dan kasih sayang Allah kepada kaum hawa...
ihhhh.. masa sih ga mau merasakan kasih sayang??, masa sih tak mau saling berkasih sayang dengan laki laki yang sudah hak mu?? masa sih.. kau tak merasakan indah saling mencintai... seperti bidadari yang akan diberikan hadiah untuk laki laki yang baik selama di dunianya...

Masa sih... kamu tak ingin ambil kesempatan mencoba belajar jadi bidadari dunia??
siapa tau... di sana Allah menjadikan kau bidadari pula untuk yang kau cintai waktu di dunia??
indah bukan saling mencinta??? makanya... menikahhhh ya????

Selasa, 22 Januari 2013

Sudah halal??? ya tenang saja...

Sungguh bahagia... menjadi istri dari suami yang mencintainya karena Allah, begitu juga suami yang dicintainya karena Allah pula
Allah yang menciptakan mu dan dirinya..
Jika cinta terjadi diantara mu... indahnya.. ya pastinya atas ridhoNya..
Tak harus sembunyi sembunyi.. karena kau memang diperintahkan untuk saling terbuka..saling mengenal.. saling mencintai... kau halal baginya..begitu juga sebaliknya...

Alhamdulillah Ya??

Ehmmm... senangnya dia mengingatkan ku
senangnya diam marah ku, dia mau mengerti.. sampai aku paham sendiri lalu berubah dengan sendiri..

Ehmmm... senangnya.. aku memandangnya
karena aku baru sadar ... kau ternyata tampan juga.. (xixixix.. sadarnya aga lama...)

Ehmmm... senangnya.. cinta datang bertahap tahap
seperti ada kejutan untuk jiwa ku tiap waktunya

Ehmm.. senangnya.. Allah menghadiahkan dirimu untuk ku...
Alhamdulillah ya??

# UNTUK PARA ISTRI SHOLIHAH #


Ust. Firanda MA 

Syaikhul Islam berkata,

وليس على المرأة بعد حق الله ورسوله أوجب من حق الزوج

"Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak Allah- dari pada hak suami" (Majmuu' Al-Fataawaa 32/260)

Ibnul Jauzi berkata,
«وينبغي للمرأة العاقلة إذا وجدت زوجًا صالحًا يلائمها أن تجتهد في مرضاته، وتجتنب كل ما يؤذيه، فإنها متى آذته أو تعرضت لما يكرهه أوجب ذلك ملالته، وبقي ذلك في نفسه، فربما وجد فرصته فتركها، أو آثر غيرها، فإنه قد يجد، وقد لا تجد هي، ومعلوم أن الملل للمستحسن قد يقع، فكيف للمكروه»

Seyogyanya seorang wanita yang berakal jika ia mendapatkan seorang suami yang sholeh yang cocok dengannya untuk bersungguh-sungguh berusaha untuk mencari keridoan suaminya dan menjauhi seluruh perkara yang menyakiti suaminya. Karena kapan saja ia menyakiti suaminya atau melakukan sesuatu yang dibenci suaminya maka akan membuat suaminya bosan dengannya, dan kebencian tersebut akan tersimpan di hati suaminya. Bisa jadi sang suami mendapatkan kesempatan maka sang suami akan meninggalkannya atau mengutamakan istrinya yang lain. Karena sang suami bisa jadi mendapatkan (istri yang baru) sedangkan ia belum tentu mendapatkan (suami yang baru). Padahal diketahui bersama bahwasanya rasa bosan itu bisa menimpa pada perkara yang baik, bagaimana lagi terhadap perkara yang dibenci" (Ahkaamun Nisaa' li Ibnil Jauzi)

Imam Ahmad pernah berkata tentang istrinya Ummu Sholeh 'Abbasah binti Al-Fadhl,

أقامت أم صالح معي ثلاثين سنة، فما اختلفت أنا وهي في كلمة.
"Ummu Sholeh tinggal bersamaku selama tiga puluh tahun, tidak pernah kami berselisih dalam satu permasalahanpun" (Taarikh Bagdaad 14/438

Senin, 21 Januari 2013

sesuai standar saja

Letakan cinta mu padanya.. pada posisi nya saja
jangan di tinggikan terlebih lebih di rendahkan..
ia dan kau pasti rentan berbuat kesalahan..
Jika kau terlalu cinta... maka akan sakit terasa jika ia berbuat salah
Jika kau terlalu mengacuhkan cinta... maka ia akan merasa sakit karena ke acuhan mu.pula..
uhhhhfffttt... hati hati sekali di sini..
benang pemisahnya sangat halus... karena ada di hati..
mata mu harus jeli, akal mu harus tajam.. jiwa mu pun harus kau tundukkan
standar cuma satu... apa yang di perintahkan Rabb mu.. jalankan saja!!
itu saja.. buat saja sederhana..
akal mu.. akalnya.. mau mu.. maunya.. hanya akan menimbulkan banyak asumsi asumsi
bikin rumit nantinya...
ya itu... standarnya.. Jika itu perintah Nya, apa yang bisa kau tolak???

Jumat, 18 Januari 2013

google bikin senang

Senangnya.. ada mbah google...
seperti terbang... kalo sudah ada di depan komputer..
saya bebas melayang di udara memandang dunia
melihat keajaiban karya Sang pencipta dan hasil jenius buatan manusia
wuihhhh seruuu......
ohhh bisa ya??? ohhh gitu ya??/ ahhhh aku mauuuuuu..
aku bisa.. aku mu berbuat....
hasilnya ... bikin asik kita punya.rasa.. Puasssss bangett
mencoba apa yang kita bayangkan .. laluuuu Trengggg!!!! tercipta


Kamis, 17 Januari 2013

Butterfly




Antara Sebaik-baik Perhiasan dan Fitnah Paling Berbahaya Atas Kaum Pria April 22, 2012 Oleh : Ustadz Marwan


Seorang wanita dalam satu rumah tangga yang kedudukannya sebagai seorang isteri memiliki peranan penting atas terwujudnya rumah tangga yang baik bagi satu keluarga seorang muslim. Semua itu akan terwujud –biidznillah- ketika seorang isteri itu adalah sebagai perhiasan yang terbaik di suatu rumah tangga tersebut. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash –radhiallahu’anhuma- bahwa beliau Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda  :
الدُ نْيا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِهَا المَرْأةُ الصَالحة
Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah seorang wanita shalihah.
Salah satu hal yang mesti ada pada diri seorang wanita shalihah pada kedudukannya sebagai seorang isteri adalah taat kepada suaminya dalam perkara yang ma’ruf. Maka hendaknya setiap isteri berusaha keras melakukan upaya dan berbuat sesuatu untuk mentaati suaminya serta menghindari berbuat durhaka kepada para suami. Karena ketaatan seorang isteri kepada suaminya merupakan satu amalan yang akan menyebabkan masuknya seorang wanita ke dalam jannah dan durhaka terhadap suami adalah merupakan sebab masuknya seortang wanita ke dalam api neraka.
Maka setiap isteri hendaknya menjaga ketaqwaan kepada Allah Ta’aala, dan kemudian hendaknya mentatai suaminya serta hendaklah menjauhi hal-hal berikut :
  1. Meninggalkan tempat tidur suaminya dan menjadikan kemarahan suami.
Sebagaimana di sebutkan dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda :
إذا بَاتَتْ المَرْأةُ مُهَاجرَةً فِرَاشِ زَوْجها لَعَنَتْهَا المَلائكة حتَّ تُصْبِحَ
Jika seorang wanita bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya maka malaikat melaknatnya hingga pagi hari.

2.  Menyakiti suaminya.
Disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah –radhiallahu’anhu- : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda :
لا تؤذى امرأة زَوجَهَا فى الدنْيا إلا قَالت زوجَتُه من الحور العين : لا تؤذيهِ قاتلك الله فإنّما هو دخيل عندكِ يُوشك أن يفارقك إلينا
Tidaklah seorang isteri menyakiti suaminya di dunia kecuali berkata isterinya dari kalangan hurul ‘iin (bidadari jannah) : Janganlah engkau menyakitinya, semoga Allah memerangimu, hanyalah ia berada di sisimu (di dunia ) sebentar lagi ia akan berpisah  meninggalkanmu untuk bersamaku.

3.  Berudzur dengan selain udzur syar’i dari ajakan suami untuk bersebadan.
Seorang wanita yang cerdas dan yang berakal adalah yang senantiasa memperhatikan untuk memberikan pelayanan kepada suaminya, dan berusaha keras untuk mentaatinya dalam hal yang ma’ruf, jika ia mendapati kekurangan-kekurangan pada dirinya dalam pelayanan tersebut hendaklah ia menyatakan udzurnya, dan jika dirasa sikapnya menyebabkan kemarahan sang suami maka hendaklah segera memohon maaf dan hendaklah segera berusaha mencari keridhaannya.
Dan seorang wanita yang berakal adalah yang mengetahui tanggung jawab serta tugasnya sebagai seorang isteri di rumah suaminya. Dan termasuk dari tugas dan tanggung jawabnya adalah menjadikan suasana rumah yang penuh pesona, menciptakan suasana yang nyaman bagi suaminya dan anak-anaknya. Suami bisa mendapatkan kenyamanan di dalam rumah tersebut. Kalau sang suami ingin mendapatkan kenyamanan maka ia dapati di rumah tersebut, kalau seorang suami menghendaki untuk beristirahat maka ia mendapatkan di rumah tersebut bersama isterinya, kalau seorang suami menginginkan kenikmatan maka ia dapati di rumah tersebut. Dan ketika seorang suami berkehendak untuk mengajak isteri untuk bersebadan dengannya maka segera ia memenuhi panggilanya  sebagaimana tersebut dalam satu riwayat yang dikeluarkan oleh imam Tirmidzi dari sahabat Thalqun bin ‘Ali bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إ ذاَ دَعَا الرَّجُلُ زَوْ جَتَهُ لِحَاجَتِهِ  فَلتأ تِهِ وَ إنْ كَا نَتْ عَلى التَّنّورِ
Jika seorang suami memanggil isterinya untuk suatu kebutuhannya maka wajib baginya untuk segera memenuhinya sekalipun (ia) berada di Tannur (sedang memasak di dapur).
Semoga Allah Ta’aala merahmati suatu rumah tangga yang dipenuhi dengan ketenangan dan ketentraman yang dimakmurkan di dalamnya syari’at Allah Ta’aala. Semoga Allah Ta’aala merahmati keadaan suatu rumah tangga yang di dalamnya terdapat sebaik-baik perhiasan dunia yaitu seorang isteri yang shalihah. Semoga Allah Ta’aala merahmati seorang suami yang ketika memasuki rumah isterinya kemudian ia mengatakan : Maa syaa Allah  laa quwwata illa billah (ini adalah kehendak Allah semata, dan tiada kekuatan kecuali datang dari sisi Allah Ta’aala), Karena isteri di rumah tersebut telah menjadikan rumah suaminya sebagai jannah (taman-taman di dunia).
Insyaallah tulisan ini berlanjut).

Semoga cinta sampai di akhirat sana...

Bedakan cinta dengan kepemilikan...
Apa yang kau cinta... tak selamanya dapat kau miliki..
atau ada batasan waktu untuk kau miliki..
ya.. setuju.. termasuk kecintaan kita pada diri sendiri
sebab raga pasti kan berpisah dengan jiwa....

bedakan lagi cinta mu..sebatas nafsu mu atau karena Rabb mu.??.
sebab cinta karena Rabb mu.,kita kan sadar kepemilikan atas dirinya hanya sebuah pengabdian saja pondasinya... 
Selebihnya biar DIA yang memberkahi cinta diantara kita.

Jika dia mengecewakan kita.. insyaAllah kita sadar.. yang kita cintai (suami atau istri kita)
hanya sebatas manusia saja..
Jika dia menggembirakan kita.. insyaAllah kita ingat kebahagian ini datangnya dari Rabb kita.

Tak ada yang berat bukan..
akan mudah memaafkan.. karena memang kami diperintahkan untuk saling memaafkan.
akan saling mengerti.. karena kami diperintahkan untuk menjadi penentram satu sama lainnya bukan??.
aku selimut baginya... dan ia pun selimut bagiku..
didalamnya ada kehangatan, ketenangan...
semoga kebahagiaan ini milik kami  semua
baik di dunia.. semoga pula kami semua selamat di akhirat sana..
dan berjumpa dengan yang kami cintai waktu di dunia....

Selasa, 15 Januari 2013

BLOG DESIGNER


GUEST DESIGNERS

Standar Wanita

Wanita di ciptakan dengan penuh kasih sayang...
Mengapa saya katakan seperti itu??
karena memang Rabb kami sayang terhadap adam lalu DIA ciptakan teman hidup bernama hawa.
setujukan jika saya katakan ... wanita di ciptakan dengan rasa kasih sayang??..
Maka tak heran hanya wanita yang mempunyai "Rahim"...karena ia makhluk yang sebenarnya sungguh penyayang...dan seandainya dia tak penyayang... saya ragukan "kewanitaannya" hehehehhe.

Hatinya penuh kelembutan.. lebih mudah berubah tekstur bentuknya hingga menyebabkan kelemahan akalnya..
dan sudah fitrah yang Allah berikan .. bahwa wanita memang harus di pimpin dalam kebenaran.
Tapi sungguh dashyat keindahan yang dimilikinya...ia pun bisa jadi anugrah..bisa jadi juga musibah...
ia bisa menjadi perhiasan yang paling bernilai di dunia... atau dia jadi Fitnah terbesar dan rubuhnya sendi sendi adab di dunia..(uhhhftt..mengerikan)...

Sebenarnya.. memang agak sulit mengkontrol perasaan..itu kelemahannya.. karena memang terlalu perasa
Sebenarnya..memang agak rumit maunya... memang perasaannya selalu di bawa rumit saja (umumnya wanita seperti itu)......ehhhmmm saya sendiri merasakan,... tetaaaapi berbeda ketika saya harus berjuang sendiri membawa anak anak saya laki laki semua... ada sisi saya harus belajar sebagai pemimpin...dan saya banyak sekali mengambil pelajaran dari situasi tersebut... lemahnya akal di sebabkan melemahnya perasaan ikhlas, lapang dada dan terlalu takut pada yang sebenarnya tak perlu di takuti (sebab hanya Azab  Allah saja yang wajib kita takuti )

soo... belajar terus menstandarkan hati.. sangat perlu sekali
Jika Rabb mu yang memerintahkan... apa lagi yang bisa kau tolak??
sesuai aturan Rabb mu saja... begitu!! sederhanakan jiwa ..sederhanakan hati mu.. pasti mudah hidup mu..
Wallahu allam...

Belajar Ikhlas

Oleh Ustadz Marwan
 Mengeja kata ikhlas adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh seorang anak yang masih balita yang baru belajar membaca, bahkan seorang yang mencari asal kata ikhlas secara bahasa adalah sangat mudah bagi mereka yang mempelajari bahasa Arab tingkat pemula. Lain halnya dengan penjagaan dan usaha untuk mengamalkan dari sebesar-besar perintah Allah tersebut, sebagaimana termaktub dalam firman Allah Ta’aala :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ


Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan bagi-Nya agama ini. (Al-Bayinah : 5).
Yaitu Manusia tidaklah diperintahkan untuk mengerjakan pada seluruh syari’atNya kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan hanya memaksudkan pada seluruh peribadatan tersebut yaitu Wajah Allah semata, apakah peribadatan yang dhahir dan yang bathin dan dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam tulisan singkat ini tidaklah akan membahas bab ikhlas secara panjang lebar yang wajib ada dalam setiap amalan, tetapi hanya kita sampaikan tentang pentingnya menjaga keikhlasan di dalam thalabul ilmi (belajar ilmu agama ini), yaitu belajar ikhlas dalam belajar ilmu agama.
Rasulullah shallallhu’alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dihasankan derajatnya oleh Asy-Syaikh Al-Albani –rahimahullah- dari sahabat ‘Abdullah bin Umar –radziallahu’anhuma.- :
مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِيُبَاهيَ بِهِ العُلَماءَ وَيُمارِيَ بِهِ السُفَهاءَ أو ليَصْرِفَ وُجُوهَ النَّاسِ إلَيهِ فَهوَ في النَّارِ
“Barangsiapa yang mencari ilmu dengan tujuan menyaingi dengannya para ulama, atau untuk mendebat orang-orang bodoh, atau untuk menjadikan wajah-wajah manusia menoleh kepadanya maka orang tersebut (nanti) di dalam api neraka.”
Mencari ilmu adalah seutama-utama amalan sholeh dan seutama-utama jenis peribadatan kepada Allah Ta’aala, maka menjadi suatu keharusan atas siapa saja yang mencari ilmu untuk menjaga keikhlasan niat karena Allah semata, dan tidak diinginkan dengannya selain Allah, apakah dari niatan mencari kesenangan dunia atau niatan-niatan sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut di atas. Termasuk di antaranya adalah belajar ilmu agama semata menghendaki gelar-gelar dan semata-mata mencari ijazah dan niatan dunia yang lain. Maka niatan-niatan semata-mata karena perkara tersebut hendaklah dikoreksi kembali untuk kemudian diluruskan semata karena Allah Ta’aala.
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al’Utsaimin telah menorehkan tinta emasnya berkaitan dengan bab keikhlasan di dalam mencari ilmu syari’ah pada sebuah karya beliau yaitu Kitab Al-Ilmu : Seyogyanya seseorang menjadikan tujuan mencari ilmu adalah untuk mencari wajah Allah ‘Azza Wa Jalla semata dan untuk negeri akhirat. Karena Allah Ta’aala telah menganjurkan kepada para hamba-Nya terhadap perkara ini, dan Allah Ta’aala telah menjadikan cinta kepada tujuan seperti ini sebagaimana Firman-Nya :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada ilah yang berhak diibadahi melainkan Allah dan memintalah pengampunan atas dosa-dosamu “(Muhammad : 19)
Di dalam Al-Qur’an sangat dikenal tentang pujian Allah atas orang-orang yang berilmu. Dan apabila Allah memuji atas sesuatu atau jika Allah memerintahkan kepada sesuatu maka hal tersebut adalah merupakan bentuk ibadah. Maka dengan demikian wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya semata karena Allah Ta’aala. Apabila seorang mencari ilmu syar’i demi mengharapkan ijazah yang menghantarkan seseorang tersebut terhadap suatu kedudukan-kedudukan tertentu, Bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sesungguhnya telah bersabda :

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْماً يُبْثَغَي بِهِ وَجْهُ الله لاَ يَتَعَلَّمُهُ إلا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضاً مِنَ الدُنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَومَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya dengan niat dicari wajah Allah Ta’aala, akan tetapi seseorang tersebut mencarinya untuk bagian dari dunia, maka tidaklah ia akan mendapatkan baunya syurga di hari kiamat.
Ini adalah ancaman yang sangat keras. Akan tetapi apabila seseorang yang mencari ilmu mengatakan : Aku menghendaki ijazah bukan karena menginginkan dengannya bagian dari dunia, namun karena keadaan di masa sekarang ini manusia menqiyaskan seorang yang memiliki ilmu dengan ijazahnya. Maka kami mengatakan : Apabila memang niatnya mencari ijazah itu untuk memberikan kemanfaatan kepada makhluk dari sisi mengajarkan ilmu atau terkait dengan administrasi maka niat yang demikian ini adalah niat yang selamat dan tidak memudharatkan dikarenakan niatnya benar.
Para pembaca hafidhakumullah.
Demikian faedah emas dari seorang ulama Rabbani yang patut dicamkan, yang senantiasa berusaha membimbing umat agar tidak keliru berniat pada amalan yang sangat utama dan sangat mulia yaitu dalam menuntut ilmu (bisa dibaca pula dengan : dalam bersekolah). Dari sini diketahui bahwa niatan mencari ijazah sebagaimana penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin karena hal yang dijelaskan di atas adalah suatu yang diperbolehkan.
Tinggalah kita melihat kepada niatan diri-diri kita di dalam kita menuntut ilmu untuk mencari ijazah tersebut. Kalau dalam belajar agama ini semata mencari ijazah untuk mengharapkan kedudukan-kedudukan dunia maka masuklah dalam ancaman yang keras sebagaimana disebutkan dalam hadits yang beliau –rahimahullah- bawakan sebagaimana penjelasan beliau di atas. Dan yang perlu untuk diperhatikan pula dalam upaya meraih selembar ijazah tersebut adalah kejujuran-kejujuran pada perjalanan untuk meraihnya. Karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan dan kebaikan itu akan menghantarkan kedalam syurga, sebaliknya kedustaan itu akan menyeret kepada berbagai bentuk perbuatan fajir. Dan kefajiran itu akan menyeret ke dalam api neraka. Sehingga marilah kita bersama untuk senantiasa mempelajari bab keikhlasan.
Para pembaca hafidzakumullah,
Terlebih kedudukan kita sebagai seorang suami atas isterinya, sebagai orang tua atas anak-anaknya, sebagai seorang isteri dalam tanggung jawabnya sebagai isteri untuk mendampingi suaminya, sekaligus sebagai ibu atas anak-anaknya. Di pundak-pundak kita semuanya tanggung jawab tarbiyyah terhadap generasi anak-anak kita untuk mengemban dakwah ilallah. Berilah kepada anak-anak kita pembelajaran untuk senantiasa belajar ikhlas dalam belajar agama ini. Sebagai penutup atas pesan tulisan singkat ini. kita hendaklah senantiasa mengingat permohonan Nabi Ibrahim dalam doanya :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Ya Rabb kami jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari beribadah kepada patung (Ibrahim : 35)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Rabb jadikanlah kami adalah orang-orang yang menegakkan sholat dan demikian pula anak keturunan kami ( Ibrahim 40)
copas by salafy.or.id

Senin, 14 Januari 2013

Tafsir Ayat ayat Poligami


Mereka yang menolak hukum poligami pun berusaha mencari justifikasi dari al-Quran dan Hadits yang mendukung sikap anti mereka. Biasanya mereka berdalil dengan ayat 3 surat An-Nisa’, bahwa seorang laki-laki boleh berpoligami jika mampu beruat adil. 
وَلَن تَسْتَطِيعُواْ أَن تَعْدِلُواْ بَيْنَ النِّسَاء وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُواْ كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِن تُصْلِحُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ اللّهَ كَانَ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tetapi ayat 129 surat yang sama menjelaskan siapapun tak akan mampu berlaku adil di antara istri-istrinya. Ini artinya, poligami sebenarnya tidak dibolehkan, karena kebolehan itu tergantung pada syarat “adil” yang mustahil direalisasikan.
Jika kita mengkaji penjelasan para ulama seputar kedua ayat di atas, tidak ada kontradiksi samasekali antara keduanya. Karena adil yang dimaksudkan pada ayat 3, bukan adil yang dimaksud oleh ayat 129. Memang, penggalan pertama ayat 129 berbunyi: “Dan sekali-kali kamu tidak akan bisa berbuat adil di antara para isteri kamu walaupun kamu sangat menginginkan hal itu…” Tetapi ketika kita lanjut membaca, maka ada penggalan berikutnya yang berbunyi, ”…Maka janganlah kamu terlalu condong (terhadap istri yang lebih kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung….” 
Jelas bahwa mafhûm mukhâlafah (makna sebaliknya) dari penggalan kedua di atas ialah: “Berbuat adillah engkau di antara mereka agar mereka tidak terkatung-katung”, karena lawan dari “Jangan terlalu condong (jangan berat sebelah)” adalah “Berlaku luruslah (berlaku adillah)”.
Jika demikian, jelas bahwa makna “adil” pada penggalan pertama, bukan makna “adil” pada penggalan kedua. Sebab jika diartikan sama, tentu akan menimbulkan makna kontradiktif, karena ayatnya akan berbunyi: “Dan kamu sekali-kali tidak akan bisa berkalu adil terhadap isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, maka berlaku adillah…!” 
Sudah dijelaskan bahwa tidak ada orang yang bisa berlaku adil, lantas mengapa diperintah berbuat adil? Itu namanya membebani manusia dengan sesuatu yang tak mampu ia lakukan, padahal Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 284; “Allah tidak membebani seseorang dengan sesuatu yang tidak mampu ia laksanakan”. 
Jadi adil dalam frase pertama berarti adil dalam urusan hati (seperti rasa cinta yang lebih kepada isteri yang lain). Adil dalam hal inilah yang tak mampu dilakukan oleh manusia, sehingga mereka tak diperintahkan untuk berlaku adil dalam hal ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam sendiri bersabda: “Ya Allah inilah pembagianku dalam apa yang aku punyai (mampu melakukannya, yaitu urusan nafkah dan menginap) dan janganlah mencelaku pada apa yang Engkau punya dan tidak aku punya (urusan hati).” [HR. Abu Dawud]
Jadi arti  “Janganlah berlaku condong (berbuat adillah)..” pada penggalan ayat kedua berarti adil dalam muamalah (seperti pemberian nafkah, giliran menginap, penyediaan fasilitas, pendidikan anak dsb). Adil dalam hal inilah yang mampu dilakukan oleh manusia. 
Dengan demikian pemahaman ayat tersebut tidak akan kontradiktif. Karena tafsirannya akan berbunyi: “Engkau sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil dalam hal hati, karena hati adalah urusan Allah. Dia bisa saja menjadikanmu lebih mencintai salah satu di antara istri-istrimu. Tetapi janganlah kecendrungan hati ini membuat engkau tidak berlaku adil dalam bermuamalah kepada mereka. Janganlah kecintaanmu yang lebih kepada salah satu di antara merkea membuatmu tidak memperhatikan yang lain sehingga mereka terkatung-katung.” Dengan demikian tidak akan terjadi makna yang kontradiktif.
Ada juga yang berdalil dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Rasulullah bersabda di atas mimbar: “Keluarga Bani Hasyim bin Mughirah meminta izin untuk menikahkan anak perempuan mereka dengan Ali bin Abi Thalib, maka aku tidak mengizinkannya, aku tidak mengizinkannya, aku tidak mengizinkannya, kecuali bila Ali menceraikan putriku dan menikahi anak perempaun mereka. Sungguh Fathimah adalah bagian dari diriku, meragukanku apa yang meragukannya, menyakitiku apa yang menyakitinya.” [HR. Bukhari dan Muslim]. 
Umumnya, mereka yang menolak poligigami menjadikan dasar hadits ini guna mendukung sikap anti poligami nya.
Namun, ketika dicermati kembali, anggapan tersebut tertolak dengan firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surat An Nisa’: 3: 
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ
“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” [QS. An-Nisa’: 3]. 
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala membolehkan seorang laki-laki menikahi wanita lebih dari satu, dan juga memerintahkan untuk menikahi satu isteri saja bila ia khawatir tak mampu berbuat adil. Nabi sendiri memiliki sembilan isteri. Maka sebagaimana ucapan beliau adalah dalil, begitu juga dengan perbuatan beliau.
Adapun alasan Nabi melarang Ali radhiallahu’anhu berpoligami karena perbuatan itu menyakiti Fathimah dan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini memang benar. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, menyakiti yang seperti apa? Kalau “menyakiti” berupa perasaan Sayyidah Fathimah radhiallahu ‘anha yang tersakiti karena dimadu, tentu bukan itu yang dimaksud, karena Nabi sendiri berpoligami, dan perasaan tidak enak serta cemburu itu akan selalu ada di hati para istri beliau. Istri-istri beliau juga perempuan seperti Fathimah radhiallahu’anha. Para sahabat Nabi yang lain juga banyak berpoligami, apakah mereka dilarang berpoligami lantaran istri-istri mereka cemburu? Atau istri mereka memang tidak ada yang memiliki sifat cemburu? Tetapi jika yang dimaksudkan “menyakiti” itu adalah karena Ali radhiallahu’anhu ingin menikahi anak perempuan Abu Jahal, sehingga hal ini akan menyakiti Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menjelaskan hal ini dengan sabda beliau:
وَإِنِّى لَسْتُ أُحَرِّمُ حَلاَلاً وَلاَ أُحِلُّ حَرَامًا ، وَلَكِنْ وَاللَّهِ لاَ تَجْتَمِعُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ وَبِنْتُ عَدُوِّ اللَّهِ أَبَدًا
“Sungguh aku tidak mengharamkan yang halal atau mengharamkan yang halal, akan tetapi demi Allah, tidak akan berkumpul putri Rasul Allah dan anak perempuan musuh Allah pada seorang laki-laki selamanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Mengomentari hadits di atas Ibnu At-Tîn berkata: “Pendapat paling tepat dalam menafsirkan kisah ini adalah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam mengharamkan Ali mengumpulkan putri beliau dengan anak perempuan Abu Jahal karena akan menyakiti beliau, dan menyakiti Nabi hukumnya haram, berdasarkan ijma’. 
Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam: “Aku tidak mengharamkan perkara yang halal’, maksudnya, dia (anak perempuan Abu Jahal) itu halal dinikahi oleh Ali jika saja Fatimah bukan istrinya. Adapun mengumpulkan keduanya akan menyakiti Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam karena merasa tersakitinya Fathimah, maka hal itu tidak dibolehkan.
”Pelarangan bukan karena “tersakitinya” Fathimah radhiallahu’anha, melainkan tersakitinya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam lantaran tersakitinya Fatimah, dan umat sepakat tentang keharaman menyakiti Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam. 
Tentang hal ini Imam Ibnul Qayyim berkata: “Dalam hadits ini terdapat keterangan tentang keharaman menyakiti Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam dengan cara apapun, meskipun dengan melakukan perbuatan yang mubah. Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam merasa tersakiti dengan hal itu maka tidak boleh dilakukan berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala: “Tidak pantas bagi kalian menyakiti Rasulullah [QS. Al-Ahzab: 53].”
Mengatur, bukan Melarang
Islam yang merupakan agama fitrah, tentunya datang untuk memenuhi dan mengatur naluri kemanusiaan. Ia tidak datang untuk mencegah poligami, tetapi mengatur bagaimana cara berpoligami yang benar. Karena poligami adalah fenomena yang lumrah dan kodrati sepanjang sejarah manusia. 
Poligami adalah pilihan sosial yang mubah, boleh dilakukan dan tidak berdosa orang yang tidak melakukannya. Tidak wajib dan tidak dibolehkan bagi laki-laki yang merasa tidak sanggup berbuat adil. 
Namun yang terpenting adalah kita tidak boleh membenci hukum kebolehan ini, apalagi mengatakan bahwa poligami bukan merupakan Syariat Islam. Ketika ada orang yang melakukannya, tentu tidak boleh dibenci atau disalahkan, karena ia menjalani sesuatu yang dibolehkan baginya, bahkan bisa jadi dianjurkan berdasarkan hadits-hadits yang menganjurkan untuk memperbanyak umat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Ketika ada kasus rumahtangga poligami yang rusak karena berberapa oknum yang tidak mampu berbuat adil, tidak boleh lantas menyalahkan poligaminya. Sebab banyak juga rumah tangga monogami yang berantakan. Dengan demikian, tidak karena rusaknya rumah tangga non poligami kita menyalahkan monogaminya. Wallahu a’lam.*
Oleh: Lalu Heri Afrizal, Lc.
Penulis adalah peserta Pendidikan Kader Ulama (PKU) VI ISID, Gontor, Ponorogo
(Hidayatullah.com/muslimahzone.com)

Batasan cantik

Sejak kapan.. kau mulai menjadi cantik kawan???
Sejak kau memahami untuk apa kau di ciptakan ..
Sebatas mana kau bisa tetap dikatakan selalu cantik??
Selama kau memahami fitrah mu lalu kau lakukan selama di dunia ini saja.
artinya... kematian yang membatasi mu kawan

Sebentar kan kawan... masa cantik mu??
lalu mengapa kau sia siakan waktu yang sebentar ini kawan???

Jumat, 11 Januari 2013

Pernikahan Lebih dari Sekedar Cinta


Cinta sering diibaratkan sebuah taman yang berisikan bermacam bunga dengan sejuta warna dan aroma. Banyak pula yang mengagungkan cinta dalam sebuah lirik lagu. Semua terkesan begitu indah, karena cinta memang tidak hanya sekedar permainan ataupun hanya sebuah pemanis dalam kehidupan. Cinta membutuhkan komitmen di dalamnya, dan komitmen yang dimaksud adalah sebuah pernikahan.
Banyak orang yang merasa bimbang ketika berbicara tentang pernikahan, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dengan matang sebelum melangsungkan momen yang seharusnya terjadi sekali seumur hidup tersebut. Ada sebuah hasil penelitian yang bisa membantu Anda untuk mengenal lebih jauh tentang hal yang menyenangakan dari sebuah pernikahan, baik untuk Anda maupun bagi pasangan.
Menikah membuat Anda lebih cerdas
The Seattle Longitudinal Studymelakukan sebuah penelitian terhadap 169 pasangan yang telah menikah. Para peneliti mendapati bahwa setelah 14 tahun bersama, pasangan dengan pemahaman yang lebih baik tentang makna lisan dan kefasihan kata telah meningkatkan tingkat kecerdasan pasangannya.
Jika Anda menikahi pasangan yang memiliki pendidikan yang baik, tidak berarti harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki sopan santun,serta memiliki motivasi untuk terus belajar dan berhasil. Maka pria ini dapat membawa Anda untuk saling belajar dan melengkapi kecerdasan satu sama lain.
Ciuman meredakan stres
Setelah menikah, tentunya Anda bisa berciuman dengan bebas kapan dan dimana pun dengan pasangan. Ketika berciuman, seluruh informasi sensorik dari sebuah ciuman, seperti aroma dan kehangatan kulit pasangan, rasa dan kelembutan bibirnya, akan dikirimkan ke otak, menggembirakan saraf, sehingga dapat menurunkan kortisol, yaitu kadar hormon stres.
Kekuatan sebuah genggaman tangan
Sebuah genggaman tangan bukan hanya memberi penjelasan pada dunia bahwa Anda dan dia adalah pasangan yang hebat. Karena genggaman tangan yang dilakukan oleh suami istri, selain dapat mempererat ikatan juga mampu membantu Anda melepaskan stres. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa suami yang menggenggam tangan istrinya ketika sedang menghadapi masalah, akan membantu sang istri menjadi lebih tangguh.
Foto pasangan meningkatkan motivasi
Mungkin Anda suka memajang foto pasangan di dompet ataupun di meja kerja. Hal tersebut bukan hanya sebuah pengumuman bahwa si dia adalah pasangan Anda, namun foto yang memperlihatkan wajah pasangan sedang dengan senyum mengembang akan membuat Anda menjadi lebih cerdas dan memiliki motivasi yang lebih besar. Sehingga motivasi diri pun semakin tinggi dalam menatap masa depan.
Pernikahan bukan hanya sebuah pesta besar, ataupun tanggung jawab besar mengenai hidup yang baru. Karena banyak hal yang sebenarnya menjadikan pernikahan adalah sesuatu yang menyenangkan, tentunya sebuah kebahagiaan bersama.
(andy@oktomagazine.com)

Bunga di taman hati

.....
Indahnya bunga di taman hati...
berwarna warni...
Banyak riang... pastinya sedikit sedih...
banyak perjuangan... tapi lebih banyak lagi kebahagiaan..
jika duka... tak kan terasa
Sebab cinta yang datang dari Sang Pencipta
tak kan pernah membuat luka..


So.... Beautiful Butterfly















30 hari mencari cinta

Akhirnya
Takdirlah yang memilih kita...

Tapi persiapan untuk menyambut takdir... di usaha dan doa kita
Sebaik, Sebesar dan Seindah usaha mu... insyaAllah, takdir  datang dengan kabar yang baik.

Dulu... cinta itu teramat sulit terucap... terlebih yang tak pernah aku ketahui jiwanya...
Dulu.. tuk mencintai.. butuh waktu lama tuk menumbuhkan rasa didalam dada...
Jika dia bukan keluarga ku... merasa sendiri saja dan Rabb ku sudah cukup...
berbicara, bertukar pikiran jika bukan dengan yang terdekat..rasanya sulit tuk mengungkap..

Tapi..aku .belajar mencintai dengan siapa saja yang Rabb ku takdirkan
mempersiapkan untuknya.. memberikan yang terbaik yang aku bisa..melayaninya yang aku mampu
lalu berusaha taat karena Rabb ku yang memerintahkannya... hingga aku berkata.. apalagi yang bisa aku tolak???? jika Dia yang memerintahkan... maka biarlah Dia pula yang memberi cinta kepadaku untuknya...
walau aku tak kenal siapa dirinya... biarlah Rabb ku yang mengenalkan di jiwaku.., dengan keikhlasan bahwa Rabb ku telah memilihkan yang terbaik untuk ku...

hanya itu persiapan ku....
Hingga takdir pun memilih engkau jadi pemimpin ku... pendamping hidupku....sahabat ku..
maka takdir pun berbicara... Cinta tercurah bagai embun ilham di hati ku...
bahwa mencintai.. mentaati mu... karena Rabb ku...dan aku mendapati tanaman cinta ternyata seperti kejutan di hati ku... Ohhh aku bisa mencintai mu....suami ku.. yang hanya mengenal mu dalam 30 hari saja... cukup bagi ku...

Kamis, 10 Januari 2013

Menjadi Cantik

Cantik 
itu hasil dari membentuk
di ukir oleh hati mu, di lakukan oleh perilakumu.. dan di ucapkan di lisan mu
pertajam pikiran mu.. besarkan mimpimu.. lalu besarkan pula wawasan mu..
rendahkan dirimu pada aturan yang benar.. pasrahkan saja selama itu perintah Rabb mu
yakin.. pasti setelah itu ada hikmah untuk mu.

Hikmahlah yang mendewasakan mu..
membuat mu makin bijak
membuat mu bertambah arif
dan... pastinya kau tambah cantikkk....

xixixixix....

Selasa, 08 Januari 2013

Impian di Tahun Ini

saya punya impian
kalian pasti juga punya
impian kita pastinya sama
sama sama ingin bahagia

saya percaya
kalian pasti juga akan percaya
impian tuk menjadi pribadi yang indah
mewujudkanya dengan belajar, lalu menata, membentuk lalu bercahaya...
indah bukan????

saya yakin
kalian juga nanti akan yakin
tidak ada yang sulit, jika kita mendekati kepada Yang Maha Memudahkan, Yang Maha Memberi Jalan keluar.
saya bisa
kalian juga pasti bisa.

saya mau
kalian insyaallah juga mau
mau belajar.. mau belajar.. mau berusaha.. mau berlelah..dengan harapan
esok kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi...
amiiin... semoga Rabb kami memudahkan kami mewujudkan impian impian kami...

Jumat, 04 Januari 2013

Kawan.... cinta itu....

Cinta...
Layaknya tanaman bunga dalam hati.
membeli benihnya kepada Yang menciptakan bunga.
Dengan berdoa dan ada rasa tunduk pada ketaatanNya.
Tidak ada yang bisa menjamin hati selalu tetap pada tempatnya
kecuali bagi yang memohon kepada Sang Pemilik hati.

bayangi saja .. kawan
Hadiah yang diberikan, jika kau mencintainya setulus hati
Balasan yang kau dapat, jika kau merawat cintanya sepenuh jiwa.
kejutan terbaik dalam hidupnya ,jika kau menjadi yang terindah di matanya, penyejuk jiwanya, penentram bathinnya,sahabat dalam suka dukanya..teman cerita tawa dan isi pikirannya... 
Apa saja jika semua itu kebaikan yang di perintahkan Rabb mu.. untuk menyayangi karenaNya, untuk taat kepadanya setelah Allah dan RasulNya... jalankan saja kawan...
dan kejutan untuk mu ,kau pastinya menjadi wanita indah di dunia... sebaik baiknya perhiasan dunia ... ya pastinya.. engkau kawan

Kamis, 03 Januari 2013

Keutamaan Sabar


Keutamaan Sabar
  • Sabar merupakan teman setia kemenanganSebagaimana disebutkan dalam hadits ke 19 pada hadits Arba’in An Nawawiyah :
    عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، …. [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
    Dari Abu Al 'Abbas, 'Abdullah bin 'Abbas, mengatakan: Aku pernah membonceng di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau berpesan, ”Wahai anakku, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu…”(HR. Tirmidzi, ia telah berkata, Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi: "Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya petolongan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan".
    Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Syaikh menjelaskan hadits ini,
    Pertolongan merupakan sesuatu yang dicari, maka sabar menjadi kunci untuk mendapatkannya. Karena sabar merupakan tahapan yang wajib dilalui. Ketika seseorang tertimpa musibah maka dia wajib bersabar karena itu merupakan perintah Allah kepada setiap orang. Maksud dari perkataan “dia wajib bersabar”, yaitu ia menahan lisannya dari mengeluh, menahan hatinya dari marah dan menahan anggota badannya untuk melakukan kemaksiatan yang dilarang, seperti memukul-mukul pipi, merobek baju saat tertimpa musibah kematian dan selainnya. Maka dari itu Allah memerintahkan kita untuk memohon pertolongan dalam setiap perkara dengan sabar dan shalat sebagaimana firman Allah berikut ini:
    وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (٤٥)
    “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Qs Al Baqarah : 45)
  • Sabar adalah cahaya
    عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
    الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ - أَوْ تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]
    Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy’ari berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda ”Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur (cahaya), sedekah adalah pembela, sabar adalah sinar, dan Al-Qur’an menjadi pembelamu atau akan menuntutmu. Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”. (HR. Muslim)
    Imam Nawawi dalam menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa:
    Sabar merupakan sifat yang terpuji. Yaitu kesabaran untuk ta’at kepada Allah dan terhadap ujian serta cobaan dunia. Makna dari sabar adalah sinar, pelakunya senantiasa berada dalam kebenaran.
    Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan tentang makna “dhiyaa-un” sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut:
    هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٥)
    “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Qs Yunus : 5)
    Yaitu sabar itu seperti halnya cahaya matahari, yang memberikan penerangan dan energi panas, tidak sebagaimana bulan yang hanya memberikan penerangan saja.
bersambung insyaallah
Penulis: Ummu Shalihah Nadiyah El Karim
Murajaah: Ustadz Ammi Nu

Rabu, 02 Januari 2013

Doa Di Jauhkan dari Kemalasan


Berikut ini sebagian doa yang beliau shallallahu ‘alaihi wa salam ajarkan sebagai pemacu semangat dan pengusir kemalasan.
Doa Pertama
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” (HR. Bukhari no. 6369)
Doa Kedua
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan usia pikun, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan (tertipu oleh keindahan dunia) dan fitnah kematian (mati dengan cara yang buruk, suul khatimah) dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” (HR. Bukhari no. 2823 dan Muslim no. 2706)
Doa Ketiga
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam biasa membaca doa perlindungan dengan membaca:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari kepengecutan, aku berlindung kepada-Mu dari usia pikun dan aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran.” (HR. Bukhari no. 6371)
Doa Keempat
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, usia pikun dan azab kubur.
Ya Allah, berilah jiwaku ketakwaan, sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Engkaulah Yang mengurus dan mendidik jiwa.
Ya Allah berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”(HR. Muslim no. 2722 dan Ahmad no. 19308)